Menunggu Sampah di Gunung Tidak Lagi Menggunung

1072

Pasuruan (wartabromo.com) – Persoalan sampah belakangan bukan lagi menjadi petaka di pemukiman wilayah perkotaan saja. Gunung, yang dijadikan sebagai destinasi wisata pun kini sudah terkena imbas peliknya sampah.

Masih terekam jelas, sampah menumpuk paska ritual Yadnya Kasada Suku Tengger bulan lalu. Ratusan relawan pun bersih-bersih di sekitar lautan pasir Bromo hingga berkarung-karung sampah organik maupun anorganik dikumpulkan.

Hal serupa juga dijumpai di Gunung Welirang. Tempat yang biasa digunakan para pendaki dari berbagai penjuru daerah, menguji kemampuan fisik dan menikmati alam.

Sampah yang tertinggal, mengotori sepanjang jalur pendakian hingga menuju puncak gunung.

Prihatin, kata itu kemudian yang diutarakan oleh sekelompok pemuda pecinta alam yang tergabung dalam Trashbag Community.

Dalam beberapa tahun terakhir kelompok ini rela berjuang, berbungkuk-bungkuk memunguti sampah di sepanjang jalur pendakian Welirang. Mereka menyebutnya sebagai program sapu jagad.

Baca Juga :   Angin Kencang di Kota Probolinggo Bawa Korban

“Ini akibat dari para pendaki yang membludak dan masih belum memiliki kesadaran untuk kembali membawa turun sampahnya,” tutur Yunita Sari, anggota Trashbag Community, kemarin.

Tidak tanggung-tanggung, sampah organik dan anorganik yang dikumpulkan dalam sapu jagad itu mencapai 176 kilogram.

Yunita mengakui, gunungan sampah hasil kegiatan sapu jagad itu dilakukan selama tiga hari. Itupun sampahnya lebih banyak berupa plastik dan tisu.

“Mayoritas tetap sampah plastik dan tisu. Lalu ada sampah botol kaca, ketika kami hitung beratnya mencapai 15 kilogram,” tambah Yunita.

Terungkap, jika darurat sampah bukan hanya di Welirang karena Gunung Penanggungan, yang juga menjadi salah satu destinasi favorit pendaki, juga tidak luput dari permasalahan sampah.

Baca Juga :   Belum Digelar, Bromo Marathon Sudah Terbaik di Asia

Sementara itu Fajar Nailul, kordinator program sapu jagad Gunung Welirang menginginkan, seluruh pendaki sepatutnya ikut peduli dengan kelestarian alam.

Menurutnya, sapu jagad hanya salah satu upaya untuk memberikan pesan, agar tetap menjaga gunung terbebas dari sampah.

“Kita semua berharap agar gunung-gunung yang ada di Indonesia bisa terbebas dari sampah kedepannya. Ini adalah salah satu langkah dari kami,” ujarnya.

Disebutkan, agar gunung terbebas dari bahaya sampah, sepertinya diperlukan kekuatan secara utuh dari seluruh lapisan sosial. Para pemangku kebijakan, pecinta alam hingga masyarakat umum sepatutnya memberikan sumbangsihnya, sehingga sampah di gunung tidak lagi menggunung. (nit/ono)