Pengakuan Ubaidillah Ini Bisa Bikin Gregetan

1191

Bangil (wartabromo.com) – Ubaidillah mengaku aksi brutal menghabisi nyawa Sudarmadji didasari rasa khawatir karena korban terus menagih uang yang sudah diberikan kepadanya. Ia pun tidak menampik, modus tipu-tipu memiliki kemampuan melipat gandakan uang.

“Saya berjanji ke Pak Dar, uang Rp 6 juta itu akan saya kembalikan Rp 200 juta. Dalam jangka satu bulan,” kata Ubaidillah, di Mapolres Pasuruan, kemarin.

Hanya saja, ia sampaikan uang sebesar Rp 6 juta itu sudah habis untuk ritual dan membeli sesaji. Padahal, untuk (keperluan aksi tipu-tipu) membeli sesaji sebagai pelengkap ritual tidak lebih dari Rp 1 juta. Selebihnya, uang dari Sudarmadji digunakan untuk kepentingan pribadinya.

“Untuk membayar hutang, untuk makan istri dan anak. Tapi, saya bilang ke dia, uangnya habis untuk beli sesaji dan persiapan ritual,” tambahnya.

Baca Juga :   Warga Serbu Gula Operasi Pasar

Ia tidak menolak, apa yang disampaikannya kepada korban itu palsu. Karena ia tidak pernah memiliki kemampuan untuk bisa menggandakan uang.

Namun selama ini dikatakan, aktifitas dan kesukaannya memang berkunjung ke punden atau hal-hal berbau mistis. Bahkan beberapa kali, pria 30 tahun ini melakukan kegiatan pertapaan ke sejumlah tempat tertentu, hanya ingin mendapatkan rejeki tiban.

“Saya ketemu dia (korban) juga di tempat itu. Di situ kan ada punden. Saya berkenalan dua minggu yang lalu,” ungkap Ubaidillah.

Beberapa saat, ia mengaku menyesali perbuatannya itu. Namun sekali lagi, waktu itu korban terus mendesak agar uang hasil penggandaan segera diberikan, karena jika tidak, modal Rp 6 juta juga ditagih untuk dikembalikan.

Baca Juga :   Ungkap Kasus Agustina, Panwaslu Kabupaten Pasuruan Terbaik Se-Jatim

“Dari mana saya bisa mendapatkan uang Rp 200 juta. Makanya, semakin didesak, saya semakin bingung. Akhirnya, tiba-tiba saya mendapatkan pikiran untuk membunuh korban,” Ubaidilah mengakui.

Barangkali nasi sudah menjadi bubur. Pria asal Dusun Dandang, Desa Glanggang Kecamatan Bangil ini, harus bertanggungjawab dan menghadapi proses hukum.

Sekadar diketahui, Sudarmadji merupakan pensiunan PNS, mengakhiri masa tugas sebagai abdi negara di tahun 2011. Ia lantas pindah dari UPT Rehabilitasi bersama istrinya. Paska benar-benar purna tugas, ia boyongan pindah ke Dusun Kali kunting Desa Tambakan Kecamatan Bangil, Pasuruan.

Diwartakan sebelumnya, polisi berhasil membekuk Ubaidillah, pelaku pembunuhan kakek Sudarmadji, dalam sebuah pelarian di terminal Bungurasih Surabaya.

Baca Juga :   Jadi Incaran Teroris, Pos Polisi Dibarikade

Korban kakek berusia (63) tahun itu ditemukan tak bernyawa dengan luka di bagian leher, di lahan kosong belakang bangunan bekas sarang burung di Desa Kedungboto, Kecamatan Beji, Pasuruan, Senin (28/8/2017).

Dari keterangan, jasad laki-laki tersebut ditemukan pertama kali oleh Marsum, warga Pekoren, Rembang sekitar pukul 06.00 WIB pagi. (man/ono)