Bocah Perempuan Pengidap Hidrosefalus Butuh Uluran Tangan

1304

Probolinggo (wartabromo.com) – Sejak usia 4 bulan, Rosalia (6), warga RT 09/RW03, Kelurahan/Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, hanya bisa berbaring diranjang, karena menderita Hidrosefalus. Kondisi ekonomi kedua orang tuanya yang pas-pasan untuk biaya berobat, menjadi pelengkap derita Rosalia.

Sebelumnya putri pasangan Sawi dan Enti ini, tidak mengalami kelainan fisik saat dilahirkan enam tahun lalu. Kelahirannya pun berlangsung normal melalui bantuan bidan setempat. Masa-masa suram Rosalia mulai muncul saat ada benjolan berdiameter 60 senti meter, dibagian kepala ketika umurnya menginjak 4 bulan.

Waktu itu, orang tuanya membawa Rosalia ke RSU dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo yang ditangani oleh dr. Ainun dan didiagnosa mengidap Hidrosefalus. Rosalia pun dirujuk ke RSU. dr.Soetomo Surabaya, dengan estimasi biaya sebesar Rp. 50.000.000.

Baca Juga :   Sarbumusi : Tidak ada Upaya Bipartit dalam Pembayaran UMK

“Ada penumpukan cairan pada rongga otak, membuatnya tak mampu bermain riang seperti bocah seusianya. Rosalia kini tidak mampu berdiri dan berbicara,” ujar Sawi, Senin (4/9/2017).

Pada tahun 2011, HM. Buchori, Walikota Probolinggo saat itu, menawarkan bantuan sebesar Rp. 25 juta. Namun, apabila dilakukan operasi harus melakukan perawatan setahun sekali dengan biaya perawatan Rp. 10 juta. Dengan pertimbangan ekonomi, pihak keluarga menolak untuk dilakukan operasi.

Batal menjalani operasi, Rosalia akhirnya menjalani pengobatan terapi herbal ke sejumlah ahli terapi. Namun, teknis pengobatan ini tidak membuahkan hasil, bahkan kondisi Rosalia kian memburuk, kepalanya terus membesar.

Kondisi Rosalia, membuat Kapolresta Probolinggo, AKBP Alfian Nurrizal, prihatin dan berkunjung langsung ke rumahnya. Usai melihat langsung Rosalia, Kapolresta sedikit memberikan bantuan berupa gerobak beserta isinya kepada Enti, sebagai bekal menambah penghasilan keluarga kecil ini.

Baca Juga :   Tersangka PT Pasuruan Migas Cabut Gugatan Praperadilan

“Setelah dilihat, gerobak milik Ibu Enti ini kurang layak. Harapan kami, gerobak ini mampu meringankan beban hidup mereka dalam mencukupi kehidupan sehari-harinya, termasuk biaya berobat Rosalia,” ujar Alumnus Akpol 2000 ini.

Sawi, menuturkan sangat bersyukur masih ada orang-orang yang peduli terhadap nasib putrinya. Penghasilannya sebagai kuli bangunan, serta sang istri Enti sebagai penjual keliling, terbilang sangat minim. Tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan membiayai perawatan Rosalia.

“Alhamdulillah, Pak Kapolres sudah berkenan datang dan membantu perekonomian kami. Semoga ada perhatian khusus dari pemerintah, khususnya Dinas Sosial untuk memperhatikan proses penyembuhan penyakit yang diderita oleh anak kami,” harapnya. (fng/saw)