Warga Lereng Arjuno Rela Berjalan Belasan kilometer Kumpulkan Air

805

Pasuruan (wartabromo.com) – Krisis air ancam sebagian wilayah Pasuruan. Bahkan beberapa diantaranya sudah alami kekeringan. Tak terkecuali di sejumlah desa di lereng Gunung Arjuno. Warga pun rela mengumpulkan air hingga belasan kilometer, untuk kemudian menyimpannya dalam puluhan tandon, agar kebutuhan memasak dan minum terpenuhi.

Widayati, salah satu warga Dusun Gunung Malang, Desa Tambaksari, Kecamatan Purwodadi, Pasuruan diantaranya yang mengaku kesulitan jika musim kemarau tiba.

Ia mengatakan, air di daerahnya ini memang belum habis. Namun beberapa kali, air sudah tidak mengalir dari lereng Arjuno. Rumah Widayati berada di kaki Gunung Arjuno – Welirang.

Setiap tahunnya, tempatnya ini menjadi langganan kekeringan meski lokasinya berada di kaki Gunung.

Baca Juga :   Warga Curah Dukuh Blokir Tol Rembang-Pasuruan

“Saya siapkan puluhan tandon jiriken atau lainnya yang sudah saya simpan di rumah. Saya isi semuanya. Nanti kalau air tidak keluar, saya gunakan air di tandon penyimpan itu,” papar Widayati, Kamis (7/9/2017).

Ia menjelaskan, air bersih itu digunakannya untuk kebutuhan sehari-hari, utamanya untuk masak, dan minum. Tidak banyak air bersih digunakannya untuk mandi, mencuci baju, dan memberi minum hewan ternak. Jadi, semisal air tidak keluar, ia mengaku sangat kesulitan.

“Kalau mengandalkan bantuan itu tidak enak. Sebab, jatah air bersih itu dibatasi karena harus dibagi dengan warga lainnya. Makanya, saya sendiri pun sudah mempersiapkannya sejak awal. Pokoknya pas airnya banyak, saya simpan,” tambahnya.

Baca Juga :   Akui Bersalah, Remaja Asal Rejoso Berniat Nikahi Korban yang Diperkosa

Dilanjutkan beberapa hari terakhir, tanda-tanda kekeringan sudah mulai tampak. Seminggu sumber mata air mengalir, seminggu lagi tidak.

Dia mengatakan, jarak rumahnya dengan sumber mata air lumayan jauh sekitar 13 kilometer (KM).
Sehingga, jika sumber mata air mati, ia pun harus berjalan kaki menuju sumber mata air lainnya.
Tapi itupun belum tentu membuahkan hasil, karena belum tentu juga sumber airnya mengalir.

“Kalau pasrah, menunggu bantuan air bersih pemerintah, terus hanya menunggu, ya tidak bisa. Karena air bersih itu kebutuhan pokok,” Widayati menegaskan.

Diketahui sejumlah wilayah di Kabupaten Pasuruan terancam krisis air bersih di musim kemarau ini. Bahkan, berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan mencatat, sudah ada 12 desa di tiga kecamatan yang mengalami kekeringan. Warga pun terpaksa menunggu bantuan air bersih dari BPBD melalui suplai truk tangki pengangkut air bersih. (man/ono)