Bolos, 14 Pelajar Terjaring Razia

1685

Probolinggo (wartabromo.com) – Sebanyak 14 pelajar di Kota Probolinggo terjaring razia Satpol PP, Senin (18/9/2017) pagi. Mereka kedapatan bolos sekolah saat pelajaran tengah berlangsung.

Satpol PP Kota Probolinggo mendatangi sejumlah tempat, diantaranya GOR Kedopok, yang diduga menjadi tempat bolos para pelajar. Benar saja, saat petugas merazia tempat tesebut, 4 pelajar sekolah menengah pertama (SMP) dari Kabupaten Probolinggo sedang asik bercengkrama di tempat tersebut. Mereka pun diamankan dan dinaikkan ke dalam kendaraan petugas.

Selanjutnya, petugas langsung bergeser ke gang di sebelah SMK Ahmad Yani. Di timur gang, petugas menemukan 10 pelajar SMK yang sedang duduk–duduk di pinggir sungai. Kesepuluh pelajar ini, masih menggunakan seragam sekolah diantaranya berupa seragam kaos olahraga.

Baca Juga :   Nero, Motor Matic Tenaga Surya Karya Siswa SMK 2 Pasuruan

“Mereka kemudian kami periksa satu – per satu, untuk mencari obat-obatan atau senjata tajam. Namun, kami tak menemukan obat–obatan terlarang atau sajam. Tempat-tempat itu memang sudah sering dikeluhkan oleh warga,” ujar Kadissatpol PP, Sudiman.

Kesepuluh pelajar dari SMK yang diciduk petugas mengaku, mereka telat masuk sekolah dan tidak diperbolehkan masuk. Ada juga yang mengaku diusir guru karena telat mengikuti kegiatan olahraga. “Ya akhirnya duduk-duduk di sungai, karena telat masuk dan juga diusir oleh guru,” terang AAA, salah satu pelajar.

Meski berhasil mengamankan belasan pelajar yang bolos, petugas tetap melanjutkan razia. Kali ini, sasarannya adalah Taman Maramis, Kelurahan Tisnonegaran. Di area ruang terbuka hijau ini, petugas menciduk 1 pasangan yang sedang berpacaran. Petugaspun langsung menggelandang 1 pasangan tersebut ke mako Satpol PP di jalan Hayam Wuruk 69.

Baca Juga :   Koran Online 8 Maret : 100 Pecalang Jaga Bromo saat Nyepi, hingga Waspada Hujan Petir dan Angin di Tapal Kuda

Sudiman juga mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak sekolah yang bersangkutan untuk nantinya dibina oleh pihak sekolah. “Supaya ke depannya para pelajar yang tertangkap tidak bertindak lebih jauh. Sementara, untuk pasangan yang sedang berpacaran selanjutnya dilakukan pemanggilan kedua orang tuanya,” tandas Sudiman. (lai/saw)