Menristekdikti Komit Tertibkan Kampus Bodong

825

Probolinggo (wartabromo.com) – Kementrian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia, tegaskan komitmennya akan gencar tertibkan kampus atau perguruan tinggi tidak berizin alias kampus bodong. Ini dilakukan sebagai pra wacana menuju era worldclass university, agar kampus dalam negeri tak kalah dalam persaingan dengan perguruan tinggi mancanegara.

Hal itu ditegaskan Menristekdikti M. Nasir, dalam pengukuhan ribuan mahasiswa pelopor di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Minggu (29/10/2017).

Dihadapan ribuan mahasiswa, Menristekdikti, ungkapkan, keberadaan kampus-kampus atau perguruan tinggi yang belum tuntas perijinannnya alias bodong. Sehingga untuk iapun menegaskan untuk melakukan penertiban.

Upaya tersebut sebagai tahapan awal, agar perguruan tinggi dalam negeri tak kalah dalam persaingan, dengan perguruan tinggi luar negeri. Terlebih saat masuki era pasar bebas ASIAN 2021 mendatang.

Baca Juga :   Pemdes dan Warga Ngadisari Perbaiki Jalan Rusak Bromo

Dalam catatan lembaganya, pada tahun ini sudah ada 25 perguruan tinggi yang dicabut izinnya. Sementara 102 perguruan lainnya, saat ini dalam pengawasan ketat Kemenristek Dikti. “Apabila ada perguruan tinggi yang nakal kita bina sehingga meningkat kualitasnya. Kalau ada yang berbuat curang harus dibersihkan, tidak boleh berbuat curang. Ada beberapa perguruan tinggi mungkin karena dia tidak mengikuti proses perkuliahan tapi bisa mengeluarkan ijasah,” kata M. Nasir.

Adanya komitmen penertiban kampus bodong ini, mendapat tanggapan baik pihak perguruan tinggi.

Kampus-kampus yang selama ini tak berizin agar bisa segera sesuaikan berdasar aturan baku. Sehingga kedepan keberadaan pendidikan tinggi di indonesia bisa diandalkan di kancah dunia.

Baca Juga :   Tak Berijin, Baliho Adik Bupati Banyuwangi Dicopoti Satpol PP

“Saya kira pada posisi yang disampaikan menteri itu kita mendukung, karena mau tidak mau dalam kompetitifnya ya karena dalam lingkup global atau lebih kecil regional ASEAN itu pertaruhan kita dalam masa-masa ini, supaya kita mampu mengejar ketertinggalan itu. Nah renstra perguruan tinggi itu ada pada posisi saat ini melompat pada pemerataan daya saing,” ujar Abdul Hamid Wahid, Rektor Universitas Nurul Jadid Probolinggo.

Selain kukuhkan ribuan mahasiswa, Menteri Muhamad Nasir juga anugerahkan sertifikat kampus Nurul Jadid menjadi universitas, dari sebelumnya berstatus institut dan sekolah tinggi. (saw/saw)