Geluti Mangga Alpukat, Apa Sih Keinginan Ketua DPRD Pasuruan??

1721

 

Pasuruan (wartabromo.com) – Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, tidak diduga sejak tahun 2000 menggeluti budidaya mangga klonal-21. Setelah sekian lama, ia pun memiliki keinginan untuk pengembangan buah yang juga disebut mangga alpukat ini.

“Sejak awal 2000, saya beralih dari petani konvensional (tanaman polowijo) ke petani modern,” ujar Sudiono Fauzan.

Menurutnya, menanam mangga saat ini sudah menjadi pilihan, bahkan lebih keren, lantaran tidak setiap hari berjibaku di kebun mengolah tanah dan jadwal ke kebun juga bisa diatur lebih mudah.

Kepada wartabromo.com, Dion, sapaan akrabnya, menyampaikan kalau pola pikir petani mangga harus selangkah lebih maju, dengan mulai mengkreasi pertanian berupa perkebunan mangga alpukat menjadi agro tourism.

Baca Juga :   Puluhan Desa di Kabupaten Probolinggo Krisis Air Bersih

Mindset masyarakat petani mangga harus selangkah lebih maju, tidak hanya menjual hasil panennya ke pengepul, tengkulak atau ke pasar. Tetapi kedepan segera bersiap untuk menjual mangga dengan sentuhan wisata,” kata Dion, Kamis (2/11/2017).

Digambarkan kemudian, menjual dengan inovasi itu bisa dilakukan, diantaranya dengan cara agro wisata petik mangga alpukat. Petik mangga masak pohon dianggap salah satu pilihan karena bisa lebih memikat konsumen.

“Saya kira dengan luasan lahan 3500 hektar di wilayah Kecamatan Rembang, sudah bisa jadi jujukan wisata di beberapa sentra mangga alpukat,” imbuhnya.

Namun demikian, untuk keperluan itu, perlu dilakukan pengkajian lebih dalam, terutama kepada Pemerintah Daerah untuk mendukung infrastukrur menunjang ikhtiar agro wisata mangga alpukat.

Baca Juga :   Gabung SPR, Peternak Sapi Berharap Bebas dari "Blantik"

Hal utama lain, adalah dengan memberikan bekal pelatihan terkait kepariwisataan kepada seluruh komponen masyarakat tanpa terkecuali, sehingga dapat bersama-sama menyokong agro wisata ini.

Dengan inovasi-inovasi tambahan lain, mangga Alpukat, dinilai oleh Dion, sangat mungkin menjadi kian go nasional dan dikenal dunia.

“Jika semakin dikenal, pada akhirnya berdampak terhadap pendapatan dan kesejahteraan petani,” pungkas Dion. (ono/ono)