Lebaran Tahun Depan, Tol Paspro Bisa Dibuat Jalur Mudik

1213

Probolinggo (wartabromo.com) – Pasca insiden robohnya kontruksi berupa girder pada Minggu (29/10/2017) lalu, pembangunan tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro) tetap jalan. Dirujuk target pekerjaan, pada lebaran tahun 2018 nanti, tol ini diperkirakan rampung dan sudah bisa menjadi jalur mudik lebaran.

Project Manajer Tol Paspro PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Kadek Oka Suartama, mengatakan, meski girder jembatan layang ambruk dan memakan satu korban meninggal, proyek tersebut tetap berjalan. Saat ini, progress pekerjaan pembangunannya sudah selesai 47,63 persen. Karenanya, perusahaan menargetkan tol sepanjang 31,3 km, rampung Juli tahun depan.

“Proyek ini sebenarnya sesuai kontraktualnya harus rampung Desember 2018. Tetapi kami sendiri menargetkan akan selseai pada Juli 2018. Sehingga, pada saat lebaran, jalur ini sudah bisa menjadi arus mudik dan arus balik,” ujarnya kepada wartabromo.com, Kamis (2/11/2017).

Baca Juga :   Kabupaten Muna Belajar Bawang Merah Ke Probolinggo

Kadek kemudian merinci pekerjaan yang sudah selesai dikerjakan. Proyek tol sepanjang 31,3 km tersebut, dibagi 3 seksi. Seksi 1 dari Grati hingga Tongas, sepanjang 7,1 km, progress mencapai 49 persen. Sedang seksi 2 dari Tongas hingga Sumberasih (Muneng) sepanjang 6,9 km progressnya 40 persen. Untuk seksi 3 antara Muneng hingga Leces sepanjang 17,3 km progressnya sudah 60 persen.

Secara teknis, jenis pekerjaan yang sudah selesai dikerjakan berupa 12 km pekerjaan tanah (Pengurukan) sudah selesai. Sedangkan untuk pekerjaan agregat (lapis pondasi dengan ketebalan 15 cm) sudah rampung 10 km. Sementara pekerjaan lean concrete (lantai kerja tebalnya 10 cm dari beton) selesai 5,5 km. Serta pekerjaan rigit pavement atau pengerasan beton, sepanjang 5,5 km yang sudah digarap.

Baca Juga :   Desa Sadengrejo Punya Kades Baru

Ditambahkan, untuk pekerjaan jembatan, ada 6 jembatan yang sudah dikerjakan dari total 28 jembatan yang akan dibangun di sepanjang jalan yang dilalui tol. Kadek juga menyampaikan, masih adanya proses pembebasan lahan yang akan dipakai untuk jalan tol. “Ada yang belum dibebaskan, tapi hanya sedikit. Pertengahan Desember tahun ini, sudah selesai seluruhnya,” kata pria asal Bali ini.

Kendati pekerjaan dipercepat, pihaknya tetap berpedoman pada prinsip dan aspek safety. Karena menurutnya, keamanan faktor utama dalam setiap pekerjaan atau kegiatan. Pihaknya tidak ingin kejadian ambruknya girder jalan layang, terulang lagi. “Kami tentunya patuh pada SOP yang diterapkan demi keselamatan bersama,” tandas Kadek. (fng/saw)