Peringati Hari Puspa dan Satwa, Siswa SD Kota Probolinggo Lepas Ribuan Burung

2269

Probolinggo (wartabromo.com) – Ratusan siswa sekolah dasar di Kota Probolinggo,  melepas liarkan ribuan untuk Hari Cinta Puspa dan Satwa, Senin (6/11/2017). Pelepasan burung secara massal, sebagai bentuk rasa keprihatinan terhadap maraknya jual beli burung maupun satwa langka di pasaran.

Aksi pelepas liaran berbagai macam jenis burung oleh ratusan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Triwung Lor 3, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo itu diawali dengan berjalan kaki sejauh 1 km. Mereka menyusuri jalanan protokol kota sambil membentangkan spanduk ajakan untuk cinta puspa dan satwa.

Longmarch dilakukan para siswa untuk mengkampanyekan sikap sadar dan peduli lingkungan serta menjaga ekosistem lingkungan hidup yang ada di Kota Probolinggo.
Jalan kaki ini, berakhir di halaman terminal bis Bayuangga.

Baca Juga :   Ini Pesan Wadirreskrimsus AKBP Arman Pada Warga Probolinggo

Di halaman ini, ratusan siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 itu, menarikan Tari Pinguin secara massal. Tarian ini, dipercaya sebagai tarian relaksasi hingga membuat tubuh lebih segar.

Lepas itu, para siswa kemudian membebaskan ribuan ekor burung dari berbagai jenis. Seperti burung emprit, perkutut, kutilang sampai kenari. Burung-burung tersebut diketahui kerap dijadikan komoditas dengan diperjualbelikan secara bebas di pasaran.

Aksi tersebut dilakukan siswa, sebagai bentuk rasa empatinya terhadap satwa, selain juga keprihatinan terhadap maraknya jual beli burung maupun satwa langka secara bebas di pasaran.

“Kasian, sayang, bisa merusak ekosistem. Burung itu, harus bebas di alam bukan dikurung dalam sangkar,” ujar salah satu siswa SDN Triwung Lor 3 Isnaliwalidaya.

Baca Juga :   Terlepas dari Boncengan Motor Anaknya, Nasihin Tersambar Kereta Api

Kepala SDN Triwung Lor 3, Rukmini mengatakan, diadakannya kegiatan tersebut, selain untuk memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa yang jatuh pada tanggal 5 November, juga untuk membentuk karakter siswa. Utamanya bertujuan memberikan pembelajaran cinta lingkungan sejak dini terhadap para siswa sekolah.

“Kedepannya anak-anak itu mencintai bukan menyakiti. Sehingga diharapkan mereka tidak memburu atau mengurung burung tersebut, karena sangat menyakiti sebagai mahluk hidup,” ujarnya. (lai/saw)