Polres Probolinggo Ciduk 8 Pasangan Luar Nikah di Rumah Kos

1307

Probolinggo (wartabromo.com) – Rumah kos kini menjadi tempat favorit pasangan bukan suami istri untuk berbuat asusila. Faktanya, 8 pasangan diamankan oleh Satsabhara Polres Probolinggo di sebuah rumah kos di Desa Pabean, Kecamatan Dringu, Selasa (7/11/2017).

Razia yang dilakukan Satsabhara tersebut, digelar sekitar pukul 10.30 WIB. Sebanyak 15 personil langsung menuju rumah kos di jalan Airlangga, Desa Pabean, Kecamatan Dringu. Di tempat ini, polisi langsung menggeledah setiap kamar kos.

Hasilnya, petugas mengamankan 8 pasangan bukan suami istri di tempat kos tersebut.

“Kami memang langsung masuk ke rumah kos ini, karena memang ada aduan masyarakat yang masuk ke kami. Dimana masyarakat resah dengan aktifitas penghuni kos, yang diketahui para penghuni kos ini, rata-rata masih muda dan tinggalnya tidak lama atau hanya sekedar singgah,” kata Bamin Satsabhara, Brigpol Masade Januar Pribadi.

Baca Juga :   Melawan Arus, Ayah dan Putrinya Meninggal Ditabrak Dump Truk

Ade, begitu ia dipanggil menuturkan, rata-rata mereka yang menyewa kamar di rumah kos itu berasal dari luar daerah, seperti Madiun dan Banyuwangi. Namun, ada juga warga yang dari Kota Probolinggo dan Kraksaan terciduk dalam razia ini.

Banyak alasan yang dilontarkan para pasangan bukan istri ini, seperti sudah nikah siri. Namun, karena tidak dapat menunjukkan dokumen yang sah, ke-delapan pasangan mesum ini dinaikkan ke truk patroli.

Usai dari rumah kos, polisi kemudian melanjutkan razia ke Hotel Dimas, yang terletak di selatan Jalur Pantura. Disebutkan, hotel ini sering dirazia Satpol PP dan Polisi.

Di hotel ini, petugas langsung menggeledah setiap sudut kamar. Sayang meski sudah dengan jeli memeriksa, petugas tak mendapatkan satu pun pasangan seperti yang sempat disasar di tempat kos sebelumnya.

Baca Juga :   Jemaat Gereja Pandaan dan Santri Ponpes Ngalah Bagi Takjil Bersama

Tak berhasil di Hotel Dimas, polisi kemudian balik kanan ke Mapolres Probolinggo dengan membawa 8 pasangan itu. Di markas Sabhara, mereka selain didata identitasnya juga mendapat pembinaan. “Nanti kami serahkan ke dinas sosial untuk mendapatkan pembinaan lebih lanjut,” tandas Ade Januar. (cho/saw)