Dua Sekolah Gunakan Buku Mapel IPS Kontroversi Terkait Ibukota Jerussalem

826

Probolinggo (wartabromo.com) – Hebohnya buku mata pelajaran IPS kelas enam SD sederajat, berisi tulisan Jerusalem sebagai ibukota Israel, mendapat perhatian serius di Kota Probolinggo. Tim gabungan melakukan sidak ke sejumlah sekolah, Rabu (13/12/2017) siang.

Tim gabungan dari Polres Probolinggo Kota, MUI, Kemenag dan Dinas Pendidikan kota Probolinggo, melakukan sidak ke sejumlah sekolah dasar. Tim ini mencari buku mata pelajaran (Mapel) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 6 SD sederajat, yang dikeluarkan oleh penerbit Yudhistira tersebut.

Dalam sidak itu, ditemukan dua sekolah yang menggunakan buku Mapel IPS terbitan Yudhistira cetakan tahun 2016 itu. Kadua sekolah itu adalah SDN Sukabumi 6 dan MI Hidayatullah. Dimana pada buku itu, Jerusalem ditulis sebagai ibukota Israel, sementara ibukota negara Palestina dikosongkan.

Baca Juga :   Periksa 107 Saksi, Berkas Setiyono Dilimpahkan

Sejumlah sampel buku yang dinilai kontroversi tersebut, selanjutnya diamankan pihak kepolisian sebagai bukti. Hal itu sebagai acuan untuk melakukan sejumlah tindakan, seperti penarikan buku itu dari pasaran.

Kapolresta Probolinggo, AKBP. Alfian Nurrizal. menduga temuan sementara saja. Karena pihaknya mensinyalir buku itu sudah terjual lebih dari 1.000 eksemplar di SD/MI se Kota Probolinggo.

“Sementara penarikan buku tersebut akan dilakukan secara bertahap, karena penyebarannya yang cukup merata di wilayah kota probolinggo, dengan pengawalan dari pihak kepolisian,” kata Alfian.

Pihak penerbit pun berjanji akan segera melakukan penarikan menyeluruh dan revisi. Namun, penarikan itu batas waktunya yang belum ditentukan. Selain itu, juga akan melakukan revisi karena menyebabkan polemik di masyarakat.

Baca Juga :   Koran Online 13 Feb : Santri Probolinggo Tuntut Fadil Zon Minta Maaf, hingga Kyai se-Pasuruan sepakat Menangkan Jokowi-Ma’ruf

“Kami masih akan berkoordinasi dengan tim Yudishtira. Sebab selain di Kota Probolinggo, distribusi buku tersebut juga merata dilakukan di seluruh Indonesia,” ujar Kepala Pemasaran Penerbit Yudhistira, Iwan Setiawan.

Petugas gabungan akan terus melakukan sidak lanjutan. Untuk mengetahui adanya kesalahan cetak pada buku mata pelajaran dari penerbit lainnya, yang dapat memicu polemik di masyarakat. (lai/saw)