Tangkal Bahaya Difteri, Ini Pencegahannya

1087

Pasuruan (wartabromo.com) – Menurut laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pasuruan, terdapat sepuluh kasus difteri selama kurun Januari hingga Desember 2017. Bahkan dari laporan dan data suspek (data yang belum dikonfirmasi), seorang penderita Difteri berusia 40 tahun, dinyatakan meninggal dunia.

Penyakit Difteri dapat menyerang semua kalangan mulai dari usia balita, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia. Gejala umumnya seperti muncul membran (kerak) putih keabu-abuan di dalam tenggorokan, pembengkakan leher (bullneck), badan demam, susah menelan makanan, dan menyebabkan kematian. Parahnya, penyakit ini juga dapat ditularkan melalui kontak fisik (tubuh).

Menurut Hari, Kepala Bidang Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, penyakit Difteri hanya dapat dicegah melalui imunisasi dasar  lengkap bagi balita yang belum menginjak usia satu tahun. Seperti imunisasi DPT 1, DPT 2, DPT 3, Polio, Campak, dan lain-lain.

Baca Juga :   Tukang Las Tewas Tertimpa Bak Truk Bermuatan Pasir

Sedangkan untuk golongan usia anak-anak hingga lanjut usia yang semasa balitanya belum lengkap menerima imunisasi dasar, dapat melakukan imunisasi Tdi. Sayangnya, karena keterbatasan dana pemerintah, imunisasi ini hanya diberikan kepada anak-anak berumur 7-9 tahun saja.

“Imunisasi Tdi telah kami laksanakan kepada siswa-siswi kelas 1-3 sekolah dasar di kota”, ujar Hari.

Ditambahkan pula olehnya, jika seseorang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap pada masa balitanya, antibodi (kekebalan) tubuh cukup kuat untuk melawan Difteri. Meskipun tertular, tidak akan mengalami infeksi yang parah. Berbeda dengan yang tidak lengkap menerima imunisasi dasar, tentu sangat rentan terinfeksi Difteri hingga menyebabkan kematian.

“Satu-satunya cara pencegahan hanya melalui imunisasi”, Tandas Hari.

Baca Juga :   Bukan Hanya Pelengkap, BPD Diminta Lebih Kritis pada Kades

Hal ini membuktikan, imunisasi merupakan salah satu syarat bagi masyarakat untuk hidup sehat secara gratis. Karena pengobatan dari penyakit Difteri itu sendiri memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Terpisah, Kepala Dinkes dr Bambang Pramono menegaskan, pihaknya selama ini telah melakukan upaya pencegahan dengan menggerakkan tim kesehatan.

“Kami sudah menugaskan tim pencegahan dan penanggulangan penyakit sampai tingkat bawah,” kata Bambang.

Penyebaran tim sekaligus mengajak seluruh Puskesmas serta melibatkan kader kesehatan.

Bersama kader kesehatan di tingkat RT/RW se- Kota Pasuruan itu, selanjutnya melakukan pemantauan serta penyuluhan terkait bahaya difteri. (ama/ono)