Jembatan Klagen Ambrol Belum Ditangani, Ganggu Aktifitas Warga

1037

Pandaan (wartabromo.com) – Jembatan penghubung desa, di Dusun Klagen, Desa sebani, Kecamatan Pandaan, kabupaten Pasuruan, ambrol sejak sebulan lalu. Warga pun terganggu dan kesulitan, karena selama ini harus memutar hingga 3 kilometer, untuk melakukan aktifitas.

Terlihat bagian bangunan sisi selatan jembatan ambrol hingga sepanjang 4 meter, dengan pondasi tergerus tak berfungsi. Sisa-sisa material bangunan jembatan ambrol juga terlihat di permukaan, sungai sedalam tiga meter dari atas jembatan itu.

Salah satu warga, Syafik Ramadhani (34) mengungkapkan, meskipun tidak terisolir, akibat rusaknya jembatan itu membuat warga kesulitan dalam aktifitas sehari-hari.

Dijelaskan, saat ini warga yang hendak berangkat kerja hingga bagi anak-anak yang ingin ke sekolah, harus memutar dengan menempuh jarak sekitar 3 kilometer dari Jembatan sungai klagen yang ambrol.

Baca Juga :   Setelah Dikagumi Karena Berkembang Meroket

Padahal, sejak mulai ambrol sebulan lalu, pemerintah desa sudah melaporkannya ke pemerintah daerah. Namun, jembatan yang disebut-sebut seharusnya menjadi tanggung jawab Dinas PU Bina marga itu, masih belum mendapatkan penanganan perbaikan.

“Saya berharap jembatan segera di perbaiki, kasihan anak-anak yang mau berangkat sekolah harus berangkat pagi-pagi untuk menuju ke sekolahnya, karena memutar,” ujar syafik kemarin.

Diketahui, akses jalan yang melewati jembatan tersebut melewati Kantor kepala Desa, Puskesmas Sebani dan SDN 1 Sebani. Nah kali ini, warga harus berputar menuju Dusun Karangloh, dengan jarak tempuh 3 kilometer.

Sementara itu, Saiful Bakri, Kepala Desa sebani, menuturkan, jembatan tersebut ambrol pada sore hari, tepatnya pada 4 Desember 2017 lalu. Kala iyu kondisi wilayah ini hujan deras. Aliran sungai yang deras waktu itu membuat pondasi jembatan tegerus dan akhirnya ambrol.

Baca Juga :   Jembatan di Paiton Retak, Polisi Berlakukan Sistem Buka Tutup

Belakangan diketahui, bukan kali ini saja jembatan ini ambrol. Pada tahun 2010 kondisi serupa pernah terjadi, lalu dilakukan perbaikan tahun 2011.

“Kami sudah melaporkan kejadian ke Dinas PU Bina marga dan menunggu perbaikanltt pertengahan tahun 2018,” kata Saiful Bakri. (fik/ono)