PPK Tol Paspro Tuding Ada Dalang Dibalik Demo Warga Klampok

1911

Probolinggo (wartabromo.com) – Tak hanya menolak tuntutan warga, PPK Tol Paspro juga menuding, demo warga Desa Klampok, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolingo, ada yang mengerahkan. Pihak pelaksana proyek pun diminta untuk tidak mengindahkan tuntutan warga.

“Aksi warga ini diduga ada yang mendalangi. Sehingga mereka berani melakukan demo di sekitar proyek tol di desa itu, maupun aksi blokir jalan Pantura,” tuding PPK Tol Paspro, Agus Minarno, Sabtu (13/1/2018).

Agus mengatakan pelaksana proyek yakni PT. Waskita Karya telah membuat satu jalan frontage dengan posisi melingkar sejauh 900 meter.

Frontage sepanjang 900 meter itu dibangun di sisi kanan dan kiri jalan. Pembangunan frontage sebagai pengganti permintaan warga dijadikan akses jalan. Tidak dibangunnya jalan tembusan seperti keinginan warga bukan tanpa alasan. Sebab, pihaknya menginginkan pembanguan yang menuju akses jalan desa.

Baca Juga :   Adik Dipacari Tanpa Kejelasan, Asmari Bacok Tetangganya

“Konstruksinya akan dilakukan pemadatan sepanjang jalur itu. Secara otomatis warga atau petani bisa melintasinya dengan kondisi nyaman,” ungkapnya.

Agus mengungkapkan, akibat aksi warga, pelaksana proyek tidak bisa melanjutkan proses pembangunan tol Paspro. Padahal sesuai instruksi presiden, jalan tol tersebut akan diresmikan Mei 2018 mendatang. Karena itu, pihaknya akan berupaya koordinasi dengan pimpinan daerah Kabupaten Probolinggo, agar bisa melanjutkan pembangunan tol.

“Ini banyak waktu terbuang untuk penyelesaian pembangunan tol. Dalam kondisi apapun, kami akan melaksanakan pembangunan. Meski dalam pengerjaannya harus dijaga jajaran kepolisian dan TNI,” tegas Agus.

Saat ini, di lokasi pembangunan tol Paspro yang dipermasalahkan, untuk sementara waktu, pekerjaan pembangunan tol tidak bisa dilanjutkan. Pasalnya, warga menduduki lokasi tersebut dengan mendirikan tenda serta memasang spanduk berisi kalimat tuntutan.

Baca Juga :   Ditinggal Jemput Keponakan, Rumah Ludes Terbakar

“Memang sengaja dilakukan oleh warga menutup paksa para pekerja untuk tidak melanjutkan pembangunan tersebut. Sebelum permintaannya diterima untuk dibangunkan jalur terowongan. Ini murni aksi warga, tidak ada yang menungganginya,” elak Faisol, salah satu warga. (saw/saw)