Nganggur Karena Cuaca Buruk, Ini yang Dilakukan Nelayan

1148

Lekok (wartanromo.com) – Sejumlah nelayan di Pasuruan, tetap nekad melaut meski cuaca buruk. Namun, beberapa lainnya juga enggan melaut, menghindari bahaya, meskipun harus menganggur.

Salah satu nelayan, Halim (35), asal Jatirejo, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan menuturkan, dirinya juga beberapa kali melaut saat meskipun dalam satu pekan terakhir harus menghadapi cuaca ekstrim di lautan.

“Terpaksa melaut meski sepekan terakhir kondisi cuaca buruk. Biasanya berangkat subuh,” kata Halim, Sabtu (3/2/2018).

Ia bersama nelayan lainnya, mengakui mencoba bersiasat dengan cuaca. Disebutkan kemudian, ombak besar biasanya datang ketika waktu sudah siang hingga sore hari. Nah, saat itu nelayan biasanya kembali dengan hasil seadanya.

Namun, tidak sedikit nelayan yang merasa takut mengarungi lautan, setelah sejak sepekan terakhir BMKG memberikan peringatan ke warga pesisir.

Baca Juga :   Kasus Sabu, Dua Remaja asal Tongas Probolinggo Ditangkap di Bangil

Umumnya, nelayan ini menghindari ombak dan lebih memilih mencari kerang untuk mendapat penghasilan. Disamping itu, waktu luang selama cuaca di lautan memburuk, juga dimanfaatkan untuk memperbaiki perahu dan jaring.

Hal yang lain yang diungkap adalah, nelayan-nelayan ini pun masih harus tiap hari mengontrol perahu-perahu, karena bisa saja sewaktu-waktu terbawa arus ombak.

‘Kami juga terus menjaga perahu, takut keseret ombak,” pungkasnya.

Diketahui, cuaca buruk di lautan, beberapa waktu lalu membuat kapal nelayan Nguling ber-ABK 12 orang diterjang ombak di Probolinggo, hingga dua diantaranya tewas.

Sementara, sejak sepekan lalu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ingatkan masyarakat pesisir dan pengguna transportasi laut di wilayah Jawa Timur, waspada. Pasalnya, gelombang tinggi di lautan disamping hujan lebat disertai angin kencang, diprakirakan terjadi.

Baca Juga :   KKP Siapkan Asuransi untuk Pelaku Usaha Kelautan

BMKG Juanda memghimbau kepada masyarakat Jawa Timur agar tetap waspada dan bagi masyarakat pesisir serta para pengguna transportasi laut harap waspadai adanya helombang tinggi,”  rilis BMKG Juanda. (ono/ono)