Menanti Website Baru Bernama: disway.id

2587

Akhirnya baru pada tahun 2018 ini Dahlan Iskan punya wesite pribadi. Namanya ”disway”.

Memang begitu banyak blog dan sejenisnya yang menggunakan nama Dahlan Iskan atau Iskan Dahlan. Tapi itu bukan.

Dahlan tidak pernah mempersoalkannya. Isinya sangat ok. Mengambil dari tulisan-tulisan Dahlan di berbagai koran. Bahkan Dahlan mengucapkan terima kasih. Dan bertekad tidak perlu lagi punya website pribadi.

Tapi sejak akhir tahun 2017 Dahlan tidak lagi menulis di koran. Padahal kami tahu jarinya gatal kalau tidak menulis.

Teman-temannya mengusulkan agar Dahlan terus menulis. Ada yang membantunya mendesainkan dan mengelola website. Termasuk mencarikan nama domain-nya itu: disway.id.

Ejaan yang asli sebenarnya DI’sWay. Tapi domain name tidak boleh seperti itu.

Baca Juga :   Beraksi Saat Lebaran, Maling Motor Bonyok Digebuki Warga

Dahlan merasa sangat cocok dengan nama itu. Itu pernah jadi judul buku. Ketika seorang wartawan muda berprestasi bernama Aris Darmawan menulis buku tentang Dahlan Iskan pada tahun 2014.

Kapan disway.id akan mulai terbit? Dan mulai bisa diakses? Teman-teman Dahlan mengusulkan tanggal 9 Februari 2018. Tepat di Hari Pers Nasional. Pada pukul 9 pagi. Begitulah. Tiap hari akan ada tulisan baru pada jam 9 pagi.

Dahlan memang tokoh pers. Bahkan masih menjabat Ketua Umum Serikat Penerbit Suratkabar Indonesia. Sampai sekarang.

Saat teman-temannya menyiapkan disway.id ini sebenarnya Dahlan lagi sakit. Masuk rumah sakit di Madinah. Ketika lagi umroh. Lalu masuk rumah sakit di Surabaya. Akhirnya masuk rumah sakit di Singapura.

Baca Juga :   Pengerjaan Jembatan Dusun Lawang Kedaton Dikebut

Diagnosanya mengejutkan: aorta dissertion. Mengancam kematiannya. Untuk ketiga kalinya. Yakni setelah operasi ganti hati (2007), menabrakkan mobil listrik ke tebing (2013), dan kini aorta dissertion (2017 akhir).
Kini Dahlan menuju sehat kembali. Dan menjadi manusia setengah bionic.

Bagaimana Dahlan menderita aorta dissertion? Cerita itulah yang akan dimunculkan di hari pertama penerbitan disway.id. Ditulis secara serial selama 10 hari.

Berikutnya Dahlan diminta untuk terus menulis di disway.id agar bisa diakses oleh siapa saja. Oleh media apa saja yang akan mengutipnya. Kalau perlu tanpa menyebutkan sumber websitenya. (*)