Apes! Belum Genap Sebulan, Jembatan Bambu Desa Sebani Rusak

1822

Pandaan (wartabromo.com) – Apes, mungkin begitulah gambaran yang cocok bagi warga Desa Sebani, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Pasalnya, jembatan gantung dari bambu yang baru dibangun pengganti jembatan utama yang sebelumnya roboh, kini menyusul rusak, Minggu (11/02/2018) pagi.

Berdasarkan informasi, rusaknya jembatan pengganti sementara tersebut diketahui sekitar pukul 05:30 WIB. Diketahui, ada salah seorang warga hendak melewati jembatan gantung tersebut. Namun tiba-tiba, saat warga akan melintas, jembatan itu miring kekanan. Rangkaian bambu bagian tengah badan jembatan seperti terlepas hingga membahayakan.

Warga itupun langsung menghubungi beberapa warga lain, untuk selanjutnya melaporkan kepala Desa Sebani, yang rumahnya berjarak sekitar 100 meter dari jembatan gantung tersebut.

Baca Juga :   Pria Tua Ditemukan Meninggal di Pasar Pandaan

Saat di konfirmasi oleh WartaBromo, Kepala Desa Sebani, Saiful Bakhri mengatakan, ia mengetahui jembatan itu ambrol saat dilapori warga melalui sambungan telpon. Saiful mengatakan dari hasil penelusuran warga, kronologi ambruknya jembatan bambu baru itu karena ada salah satu bagian dudukan penguat di sisi utara jembatan itu terlepas, hingga menghantam penyangga jembatan.

“Apes mas, ngelu pisan (kian pusing), Insha Allah besok hari Senin saya bersama warga kerja bakti akan memperbaiki Tretek iku,” Tutur Saiful.

Kini warga tidak bisa melewati jembatan tersebut dan terpaksa harus memutar balik sejauh 3 kilometer. Hal sama dialami warga seperti semula, ketika jembatan utama ambrol, yang kemudian roboh.

“Kaet dibangun mas, endak kenek dilewati maneh, Kate ngeterno renang neng Desa Sebani orah isok putar balik maneh (baru dibangun, ridak bisa dilewati lagi. Hendak antar ke kolam renang di Desa Sebani tidak bisa. Putar balik lagi),” kata Hari.

Baca Juga :   Ramadhan, Jam Kerja Pegawai Pemkab Probolinggo Dikurangi

Saat ini warga pasrah dan berharap Pemerintah bisa membangun kembali jembatan penghubung desa yang roboh sejak Desember 2017 lalu. Ini karena warga sudah berupaya untuk membuat jembatan alternatif pada Januari 2018 lalu, namun lagi-lagi harus ambrol.

Diketahui jembatan gantung tersebut menghabiska biaya Rp 14 juta dari bantuan DD (Dana Desa) 8 juta dan juga 5 juta dari BPBD kabupaten Pasuruan. (fik/may)