Penuhi Target 10,8 Juta Benih Nila, Dinas Perikanan Berpaling ke Kolam Beton

5323

Pasuruan (wartabromo.com) – Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan targetkan 10,8 juta benih ikan nila dapat diproduksi. Untuk capaian itu, teknologi pemijahan nila diubah ke kolam beton (mina katon) dari kolam tanah yang digunakan sebelumnya.

Pemijahan atau perangsangan hormon dikembangkan di UPTD BBI (Balai Benih Ikan) Penataan Dinas Perikanan itu, terbukti berhasil meningkatkan produktifitas benih unggul hingga 60%.

Slamet Nurhandoyo, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan mengatakan, pada awalnya semua kegiatan produksi benih nila menggunakan kolam tanah seluas 300 m2. Akan tetapi basis itu dujumpai banyak kendala. Penanganan induk dan benih pad kolam banyak terjadi kebocoran, tanah yang terlalu phorous. Selain itu, waktu panen terlalu lama juga dialami karena kolam terlalu luas.

Baca Juga :   Yakin Sesuai Ketentuan, Partai Berkarya Kota Pasuruan Tak Persoalkan Pencalegan Agustina

“Kondisi kolam BBI yang ada umumnya terbuat dari tanah. Sangat berpengaruh pada rendahnya produktifitas benih ikan nila dan tidak sebanding dengan besarnya tenaga operasional yang dikeluarkan. Maka dari itu, kami merubah teknologi dari kolam tanah menjadi beton,” kata Slamet.

Sebelum mengetahui hasilnya, pihaknya melakukan ujicoba pemijahan nila di kolam beton berukuran 3m X 6m sejak tahun 2013 lalu, kemudian dilanjutkan pada tahun 2014 sebanyak 18 unit kolam berukuran 4m X 8m.

Dari catatan kemudian diketahui, produksi benih ikan nila meningkat hingga akhirnya membangun kolam pemijahan sebanyak 22 unit kolam beton berukuran 4m X 8m.

“Peningkatan produktifitasnya sampai 60%. Contohnya saja satu ekor induk betina bisa menghasilkan larva 666 ekor dari sebelumnya hanya 416 ekor larva,” imbuhnya.

Baca Juga :   KUA di Pasuruan Kembali Layani Pernikahan di Hari Libur

Hal laiinya, adanya keunggulan penggunaan lahan lebih efisien, penggunaan air lebih hemat, kolam mudah di kontrol dan dibersihkan. Disebutkan juga, penggunaan pakan lebih terkontrol, tenaga lebih efisien. Utamanya, kebugaran larva dan induk lebih terjaga.

“Kematian induk dan benih bisa diminimalisir, kemudian relatif lebih aman dari serangan hama/predator, dan suhu dan kualitas air lebih mudah dikendalikan. Maka dari itu, teknologi mina maton ini akan terus kami kembangkan agar mencapai target benih ikan nila sampai 10,8 bibit, baik nila hitam maupun merah” pungkasnya. (mil/ono)