Cabai Picu Peningkatan Inflasi di Probolinggo

879

Probolinggo (wartabromo.com) – Melambungnya harga cabai di Probolinggo, berpengaruh siginifikan pada inflasi. Bahkan, inflasi Kota Probolinggo merupakan, tertinggi di Jawa Timur selama bulan Februari.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Probolinggo, inflasi pada bulan Februari 2018 di Kota Probolinggo mencapai 0,31 persen. Angka ini merupakan yang tertinggi di Jawa Timur. Sedangkan yang terendah terjadi di Kabupaten Sumenep yaitu sebesar 0,08 persen. Inflasi di Kota Probolinggo ini, bahkan lebih tinggi dari Provinsi Jawa Timur yang mengalami inflasi sebesar 0,16 persen.

“Ya, inflasi di Kota Probolinggo yang tertinggi di Jawa Timur. Banyak faktor penyumbang inflasi yang naik di bulan Februari,” ujar Kasi Statistik dan Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Probolinggo, Moch Machsus.

Baca Juga :   Tampilkan Artis Dangdut Rok Mini, Imtihan Madrasah di Kejayan Jadi Perbincangan

Salah satu penyebabnya ada di sektor pertanian. Diketahui, sepanjang bulan Februari terjadi cuaca ekstrem yang mempengaruhi hasil pertanian. Salah satunya adalah naiknya komoditas cabai rawit.

Tercatat pada akhir Januari, harga cabai rawit Rp. 22 ribu per kilogram. Namun, pada akhir Februari harga cabai rawit semakin pedas, yakni mencapai Rp. 45 ribu per kilogram. Sedangkan, pada awal Maret sudah mencapai Rp. 65 ribu per kilogram.

“Ada kenaikan harga untuk cabai rawit. Ini, karena terjadi perubahan jenis tanaman pertanian karena kondisi cuaca. Memasuki musim hujan membuat petani beralih menanam padi dan jagung. Sedangkan cabai merupakan tanaman yang tidak tahan dengan hujan,” kata Kabid Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Probolinggo Yudha Hartanto.

Baca Juga :   Keluarga Yakin Abu Jandal alias Salim Mubarok Tewas dalam Pertempuran

Selain cabai rawit, beerapa komoditas pertanian mengalami inflasi, seperti beras dan hasil perikanan. Serta, adanya kebijakan pemerintah menaikkan bahan bakar minyak jenis Pertamax dan Pertalite.

“Tapi, kami perkirakan Maret ini sudah kembali landai inflasinya. Perkiraan bulan ini sudah ada panen raya padi, sehingga mampu mengimbangi inflasi,” tandas Moch Machsus. (fng/saw)