Terserang Cacar, Petani Cabai Rawit Probolinggo Merugi

3804

Probolinggo (wartabromo.com) – Dalam beberapa hari terakhir, harga cabe rawit di Kota dan Kabupaten Probolinggo melambung tinggi. Sayangnya, pedasnya harga cabai tak dinikmati oleh petani karena serangan penyakit cacar hitam.

Seperti dirasakan petani cabai rawit di Desa Sidopekso, Kecamatan Kraksaan. Di beberapa lahan tanaman cabai rawit, alami gagal panen. Penyebabnya adalah penyakit cacar hitam yang menyerang cabai sejak masih baru muncul. Padahal, hargai cabai rawit ditingkat petani saat ini cukup bagus, yakni Rp. 50.000 hingga Rp. 55.000 per kilogram.

“Sudah disemprot dengan obat-obatan anti cacar dari toko pertanian, tapi hasilnya nggak mampu menolong. Cacar itu tetap tidak bisa dibasmi malah tambah meluas,” ujar Umi Sulaisih, salah satu petani.

Baca Juga :   Warga Blarang Ancam Aksi Blokir, Bila Jalan Rusak Tak Segera Diperbaiki

Menurutnya, tanaman cabai rawit yang terserang penyakit cacar, buahnya terdapat bercak-bercak. Jika masih muda, bercak itu kecil, namun seiring waktu, bercak itu semakin menyebar ke seluruh cabai. Tak hanya itu, pohon cabai rawit yang terserang, daunnya juga mengkerut karena penyakit.

Akibat terserang cacar tersebut, petani alami gagal panen. Untuk 1 hektar, petani hanya mampu memanen sekitar 10 kilogram dalam sekali panen. Padahal, jika tak terserang cacar, petani mampu memanen sekitar 100 kilogram tiap hektar.

“Itu setelah disortir agar laku. Kalau dicampur dengan cabai yang kena cacar, gak dibeli oleh pengepul,” tuturnya.

Tak hanya di Kecamatan Kraksaan, petani cabai di Kecamatan Besuk juga merasakan hal yang sama. Cabai rawit yang ditanam juga mengalami penurunan produktivitas akibat terserang cacar.

Baca Juga :   Waspada! Aksi Tipu-tipu Ngaku Habib Mangsa Nenek saat Sendirian di Jalanan Kota Pasuruan

“Meski harga cabai sekarang tinggi, petani rugi karena hasil panennya sedikit,” ujar Mastuki, petani asal Desa Sindet Lami, Kecamatan Besuk. (cho/saw)