Gesitnya Begal asal Pacarkeling ini, Hingga Tertangkap saat Hendak Tonton Sepakbola

2302

 

Pasuruan (wartabromo.com) – Satreskrim Polres Pasuruan, sepertinya harus berpeluh basah, menangkap begal satu ini. Setelah setahun melakukan pengejaran, polisi akhirnya pergoki dan mengamankannya, saat menuju Probolinggo, hendak tonton sepakbola.

Begal itu bernama Jaka Kelana (23), warga Desa Pacarkeling, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan. Polisi membutuhkan waktu satu tahun untuk menangkap pemuda yang telah jadi momok di tengah masyarakat selama ini.

Beberapa kejahatan, mulai begal atau pencurian dengan kekerasan (curas), hingga pencurian dengan pemberatan (curat) telah dilakoninya.

Remaja ini ditangkap dalam perjalanan, memberikan support langsung Persekabpas yang sedang melakoni laga tandang menjamu Probolinggo United di Stadion Bayuangga, Probolinggo, kemarin.

Ia dijumpai di atas sebuah truk, sehingga polisi langsung mencoba menangkapnya. Tapi dasar Jaka. Ia justru mencoba melepaskan diri dari kejaran polisi, bahkan dengan mengacung-acungkan sebilah pisau, mirip dengan yang dimiliki Rambo. Namun polisi sepertinya cukup berani, hingga mengejarnya sampai ke sebuah areal persawahan.

Baca Juga :   1.000 Pabrik di Kabupaten Pasuruan Tak Miliki Amdal Lalin

Setelah berlari agak jauh, tampaknya Jaka kelelahan. Kemudian polisi yang juga basah oleh keringat, memanfaatkan kesempatan itu, langsung menyergapnya.

Kasatreskrim Polres Pasuruan AKP Budi Santoso mengatakan, tersangka terjerat setelah melakukan pengembangan pelaku lain yakni Abdul Basith, yang telah menjadi terpidana dan kini menghuni rumah tahanan (rutan) Bangil.

“Dari  data kami, tersangka ini sudah dua kali curi motor dan dua kali bobol toko,” katanya.

Budi, sapaan akrab Kasatreskrim Polres Pasuruan memastikan, tersangka akan menjalani hukuman yang lebih berat, karena yang bersangkutan terlibat dalam beberapa kasus kejahatan.

“Dia ini merupakan spesialis curi motor dan bobol toko. Untuk curi motor, ada dua modusnya, bisa menggunakan T dan mencurinya diam-diam. Juga kadang dengan kekerasan,” imbuhnya. (man/ono)