Ini Rangkaian Peristiwa Bom 3 Gereja di Surabaya versi Federasi KontraS

1263

Surabaya (wartabromo.com) – Peledakan bom bunuh diri pada 3 gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018) pagi, mendapat kecaman. Salah satunya Federasi KontraS hingga kemudian turun dan merangkai kejadian berdarah, yang dinilai sebagai ancaman nyata HAM.

Pada pernyataan sikap tertulis, Federasi KontraS (Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan), mengutuk aksi bom bunuh diri tersebut. Organisasi inipun meminta kepolisian bersama-sama pemerintah maupun institusi formal lainnya, menuntaskan peristiwa pada Misa Minggu itu.

Selanjutnya, dari serangkaian informasi yang dicatatnya, ledakan secara beruntun terjadi, awalnya pada Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jl. Ngagel Madya, sekitar pukul 07.10 WIB.

Diungkapnya, dua pelaku dengan menggunakan motor menerobos pintu keluar dan masuk halaman gereja. Mereka berada persis di pintu masuk gereja depan Pos Satpam, yang sedang dijaga dua orang anggota kepolisian.

Baca Juga :   Demo DPRD, Perangkat Desa Tagih Janji Kenaikan TPAD

Kemudian salah seorang dari penjaga (bukan team security) menghalang-halangi motor dua pelaku tersebut.

“Pada saat korban menghadang dua pengendara tersebut, secara tiba-tiba bom langsung meledak,” tulisan dalam pernyataan sikap.

Ledakan itu mengakibatkan dua pelaku tewas. Selain juga satu orang, yang kemudian diketahui bernama Bayu (Koordinator relawan), sebelumnya menghadang pelaku, pun tak terselamatkan. Sedangkan seorang petugas yang menjaga stand, mengalami luka pada bagian kakinya, setelah terkena ledakan Bom.

Selain kejadian di Gereja Santa Maria Tak Bercela, tak berselang lama terjadi ledakan Bom di Gereja Kristen Indonesia Jl. Diponegoro, beruntun pada Gereja Pantekosta di Jl. Arjuno.

Pernyataan Federasi KontraS, dengan tertanda Andy Irfan, Sekjend Federasi KontraS tersebut, selain mendukung aparatur keamanan dan pemerintah melakukan penuntasan penanganan peristiwa berdarah ini, juga mendesak penerapan sistem pencegahan dini (Early Warning System), mencegah aksi teror.

Baca Juga :   Pesona Pantai 'Perawan Cantik' Karang Hitam Lekok

Baca juga : [Bom Goncang Surabaya, Siswa TK Hingga SMP Diliburkan Senin Esok]

“Early Warning System (terutama di daerah yang rawan) dalam mendeteksi dan mencegah segala bentuk ancaman kekerasan dan terorisme,” sebagian kalimat pada akhir pernyataan.

Seperti diketahui, aksi terorisme terhadap 3 gereja di Surabaya pada Minggu pagi mengusik ketenangan. Dikabarkan 13 orang dinyatakan tewas dan puluhan lainnya luka-luka, dalam perisitiwa berdarah, aksi bom bunuh diri tersebut. (ono/ono)