Probolinggo (wartabromo.com) – Polres Probolinggo mewaspadai black spot di jalur pantura selama Operasi Ramadniya Semeru 2018 digelar. Untuk itu ratusan personel disiagakan untuk bertugas selama arus mudik dan arus balik.
Black Spot yang patut diwaspadai adalah sepanjang Desa Tamansari, Kecamatan Dringu. Dimana pada Operasi Ramadniya Semeru tahun lalu, ada 6 korban meninggal dunia akibat kecelakaan. Kemudian black spot lainnya adalah sepanjang jalan raya Pantai Bentar, Desa Curahsawo, Kecamatan Gending. Kedua jalur ini berada di jalur pantura Probolinggo-Banyuwangi.
“Titik black spot itu bukan kategori rawan laka (kecelakaan, red) lagi. Tapi, lebih dari rawan laka. Titik black spot itu yang harus lebih mendapatkan perhatian dan pantuan khusus,” kata Kapolres Probolinggo AKBP. Fadly Samad, Sabtu (9/6/2018).
Untuk mengantisipasi terjadi kecelakaan menonjol (kajol) selama Operasi Ramadniya Semeru 2018 digelar, Polres menyiapkan 395 personel gabungan. Dari Polri ada 225 personel ditambah personel dari instansi terkait, seperti TNI dan Pemkab Probolinggo.
“Kami telah memetakan titik kerawanan kemacetan, kecelakaan, dan lainnya. Dengan harapan, angka kecelakaan dan tindak kriminal lainnya, dapat ditekan. Dimana pada tahun lalu, selama Operasi Ramadniya Semeru terjadi 24 kasus kecelakaan,” ujarnya.
Pasukan gabungan ini, disiapkan untuk bertugas di tiga pos pengamanan atau pospam dan satu pos pelayanan di pantai Bentar Gending. Di empat pos itu, nanti akan ada petugas yang stand by selama 24 jam. Untuk Pospam disiapkan di Leces, Kraksaan, dan Paiton. Selain petugas yang stanby di pos, juga ada petugas yang bergerak melalukan patroli.
“Akan terus memantau dan mengamankan situasi wilayah Kabupaten Probolinggo. Terutama di jalur mudik. Karena pada umumnya, di jalur utama itu, rawan kemacetan dan kecelakaan. Sehingga, dengan ditempatkan personel keamanan,” tandas mantan Kapolres Tuban ini. (cho/saw)
