Demi Berhaji, Lansia Ini Rela Menjual Sawah

1309

Probolinggo (wartabromo.com) – Setelah menunggu selama tujuh tahun, Astipah Murgo Saninten (88), jamaah calon haji (JCH) asal Kota Probolinggo dipastikan berangkat pada musim haji 2018. Demi menunaikan rukun Islam ke 5 itu, lansia ini rela menjual tanah sawahnya.

Astipah direncanakan berangkat ke tanah suci bersama dua anak dan satu menantunya. Ia tergabung dalam rombongan 5, regu 18, kloter 30 Kota Probolinggo dari embarkasi Surabaya. Kloter ini direncanakan berangkat ke tanah suci pada 26 Juli 2018.

Raut wajah sumringah pun terpancar dari wajah Astipah, warga Dusun Kedung Kemiri, Kelurahan Kedungasem, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo. Pasalnya penantian selam 7 tahun lamanya, akhirnya terkabul. Ia pun mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan selama menjalani ibadah haji.

Baca Juga :   Menikmati Senja di Pantai Duta

Demi menunaikan panggilan sebagai tamu Allah itu, Astipah harus menjual sawahnya. Tanah yang dijual pada 2011 silam, laku sebesar 90 juta rupiah. Uangnya digunakan untuk mendaftar ibadah haji pada tahun yang sama.

Ibadah haji ini, memang dinantikan oleh Astipah. Sesuai dengan pesan terakhir dari mendiang suaminya, Lawan Sumosari.

“Sebelum meninggal bapak berpesan, agar ibu bisa menunaikan ibadah haji,” kata Gunawati, putri Astipah.

Astipah, menuruti Gunawati, secara fisik tidak mengalami gangguan penyakit yang berarti. Hanya saja, pendengaran dan memori berfikirnya agak berkurang. Sehingga anak dan menantunya menemani untuk menunaikan ibadah haji.

“Alhamdulillah, setelah periksa ke dokter juga tidak ada penyakit apapun. Juga disarankan agar tidak membawa obat-obatan dari sini,” tutur wanita setengah abad ini.

Baca Juga :   Warga Duga Ada Kejanggalan dalam Penanganan Limbah Pabrik di Beji

Gunawati pun berharap, ibundanya tercinta dan keluarga yang lain kembali dengan selamat dari tanah suci. Serta menjadi haji yang mabrur.

“Sekarang lagi sibuk mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan ibadah haji ini. Semoga menjadi haji yang mabrur,” tandas Gunawati.

Berdasarkan data dari Kantor Kementerian Agama Kota Probolinggo, pada tahun ini ada 218 JCH yang tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) 30. JCH tertua tercatat atas nama Astipah Murgo Saninten dengan usia 88 tahun. Sementara JCH termuda atas nama Halimatus Sa’diyah Saleh (23) asal Dusun Krajan RT/2 RW/5, Kelurahan Pohsangit Kidul, Kecamatan Kademangan.

“Kami berharap para jamaah menjaga kesehatannya selama menjalani ibadah haji. Baik sebelum berangkat maupun di tanah suci. Pahami panduan yang sudah diberikan oleh petugas,” kata Kasi Haji Kementerian Agama (Kemenag) Kota Probolinggo, Muhammad Haris Hikmawan. (lai/saw)