Waspada! BMKG Catat Ada Angin Kencang di Jawa Timur

1946

Surabaya (wartabromo.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) catat angin di wilayah Jawa Timur mengalami percepatan hingga memunculkan angin Gending di daerah Pasuruan dan Probolinggo. Perbedaan suhu antara daerah dataran tinggi dan rendah, jadi salah satu pemicu.

Selain ancaman gangguan kesehatan karena suhu ekstrem di musim kemarau atau lumrah disebut Bediding (suhu dingin saat kemarau), BMKG juga ingatkan perubahan kekuatan angin.

Berdasarkan pantauan BMKG, saat ini terdapat daerah tekanan tinggi di Benua Austalia dan daerah tekanan rendah di Samudera Pasifik Barat.

Hal itu, bisa menyebabkan terjadinya peningkatan kecepatan hembusan angin. Bahkan, perubahan peningkatan setidaknya dapat mencapai 45 km/jam, terutama terjadi di wilayah pesisir utara selain juga bagian barat wilayah Jawa Timur.

Baca Juga :   Dihantam Ombak Besar 2 Kali, Begini Kronologi Kapal 12 Nelayan Tenggelam

“Dan peningkatan tinggi gelombang laut di perairan Jawa Timur,” petikan dalam rilis BKMG Stasiun Meteorologi Klas I Juanda Surabaya, Jumat (3/8/2018).

BMKG juga mengungkapkan, pada bulan Agustus kali ini juga bertiup angin Gending di daerah Pasuran dan Probolinggo. Sekedar diketahui, angin Gending merupakan angin bersifat lokal, disebabkan adanya perbedaan suhu, antara daerah dataran tinggi dan rendah. Kondisi itu kemudian memicu pola sirkulasi angin secara lokal.

“Angin lokal ini berhernbus dengan kecepatan kencang, bersifat kering serta dingin pada malam hari,” lanjut rilis BMKG.

Warga pesisir kemudian diingatkan, terlebih kepada pengguna transportasi laut, untuk selalu mewaspadai adanya gelombang tinggi di tengah laut. Beberapa sumber menyebutkan, tinggi gelombang bisa mencapai 4 meter, mirip yang bakal terjadi di perairan di Nusantara, selain laut Jawa.

Baca Juga :   Peristiwa Mina: 82 Jamaah Haji Indonesia Belum Kembali ke Pemondokan

Sebelumnya, BMKG ingatkan suhu ekstrem pada musim kemarau kali ini. Dengan istilah ‘bediding”, kondisi itu dapat menggangu kesehatan, karena cuaca panas (kering) pada siang hari, sedangkan pada malam hari menjadi sangat dingin.

BMKG Juanda memprakirakan secara umum suhu ekstrem dan peningkatan angin, dapat terjadi dalam periode waktu 3 hingga 7 hari. Warga pun dihimbau selalu menjaga kesehatan menghadapi perbedaan suhu itu. (ono/ono)