Kakek di Sukorejo Tewas Terjebak Api Saat Bersihkan Kebun

1560

Sukorejo (wartabromo.com) – Seorang kakek tewas terbakar saat bersih-bersih kebun. Korban tewas terkepung api dari tumpukan bambu dan ilalang kering yang dibakarnya.

Kakek nahas itu bernama Kartono (70), warga Dusun Oro-oro, RT 01 RW 03, Desa Sukorame, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan.

Peristiwa tragis yang dialami kakek ini diperkirakan terjadi sekitar pukul 12.30 WIB, Senin (20/8/2018) siang tadi.

Kartono mengalami luka bakar serius, bahkan secara medis mencapai hampir 100%, hingga disebut-sebut langsung meninggal di lokasi.

Kanit Reskrim Polsek Sukorejo, Aiptu Hariyanto menuturkan, insiden itu membuat pihak keluarga terpukul, karena terjadi di kebun, yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah.

Saat itu, Kartono tiba-tiba keluar rumah. Kemudian diketahui bila kakek ini hendak membersihkan kebun. Bambu, kayu dan ilalang kering sepertinya coba dikumpulkan dan dibakarnya. Hembusan angin cukup kencang siang itu, membuat api cepat membesar dan menjalar liar di kebun itu.

Baca Juga :   Identitas 2 Korban Tewas di Jatigunting Terungkap, Pemilik Rumah Lokasi Temuan Diamankan

Besarnya api, mengagetkan Sholeh (40) anak korban. Iapun spontan mengajak Sularsih (42), istrinya, menuju kebun agar dapat memadamkan api.

Untuk beberapa waktu, keduanya belum menyadari bila di tengah kobaran api, terdapat ayahnya yang terjebak api. Mereka baru mengetahui, setelah api sudah mulai bisa dipadamkan.

Kontan saja, Sholeh cepat-cepat menghampiri tubuh penuh luka bakar itu. Sholeh pun meyakini, ayahnya saat itu sudah tak bernyawa hingga langsung membopongnya ke rumah.

“Anak korban langsung lapor ke perangkat desa setempat,” kata Hariyanto.

Polisi pun datang ke lokasi, mengumpulkan keterangan terkait peristiwa maut ini.

Sementara, Sholeh di hadapan polisi mengaku terpukul dan tak menyangka, ayahnya terjebak api di kebun miliknya.

Baca Juga :   Warga Jatigunting Geger, 2 Orang ini Ditemukan Tewas seperti Terbakar Api

Menurutnya, selama ini ayahnya rutin ke kebun, meski terbilang renta dan kondisi kakinya mengalami kelainan. Kartono biasanya ke kebun hanya sekedar melihat atau mengisi waktu luang dengan bersih-bersih.

“Memang (Kartono, ayahnya) kakinya ada kelainan,” terang Sholeh kepada polisi.

Dari pemeriksaan, polisi kemudian memastikan, insiden yang merenggut nyawa Kartono, murni kecelakaan. Sebab, tak ada tanda-tanda penganiayaan ataupun hal lain yang mengarah adanya unsur kesengajaan yang dilakukan oleh orang lain pada diri korban. (ono/ono)