Karapan Kambing, Upaya Lestarikan Budaya di Kota Probolinggo

3229

Probolinggo (wartabromo.com) – Karapan kambing sudah menjadi tradisi turun temurun warga Kota Probolinggo. Tradisi etnis pandalungan ini, setiap perhelatannya cukup memikat animo warga.

Seperti yang terlihat di karapan kambing di Lapangan Progo, Jrebeng Kulon, Kedopok, Kota Probolinggo. Gelaran selama dua hari, yakni Sabtu-Minggu (25-26/8/2018). Pecinta karapan kambing pun terlihat antusias menyaksikan tradisi itu. Ratusan warga rela berpanas ria untuk menyaksikan budaya pandalungan ini.

Sebanyak 192 peserta mengikuti kerapan kambing yang memperebutkan piala Walikota Probolinggo ini. Jumlah tersebut terbagi menjadi 2 kelas yakni A (Besar) dengan jumlah 96 peserta dan B (Kecil) dengan 96 peserta. Peserta tersebut berasal dari Kota dan Kabupaten Probolinggo serta Lumajang.

Baca Juga :   Rembulan di atas Makam Untung Surapati

Aturan pertandingannya, mirip dengan kerapan sapi Madura. Yakni 2 pasangan kambing dipacu untuk menjadi yang tercepat. Hanya saja, joki karapan kambing berlari di belakang, tidak menaiki keleles (alat) seperti kerapan sapi. Kambing yang menang, kemudian diadu lagi pada babak selanjutnya.

“Asyik lihatnya. Gak apa panas begini, yang penting senang. Karena jarang-jarang ada karapan kambing. Hanya pada masa-masa tertentu ada, seperti Semipro dan agustusan atau lomba desa,” kata Saifullah, warga Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Minggu (26/8/2018).

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Tutang Heru Aribowo, karapan kambing menjadi salah satu potensi pariwisata yang harus terus dikembangkan. Mengingat ini merupakan salah satu budaya lokal yang perlu dilestarikan agar tak tergerus zaman. “Budaya lokal ini merupakan potensi wisata yang diharapkan dapat menambah daya tarik wisatawan, baik lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Kota Probolinggo,” tuturnya.

Baca Juga :   Akun FB 'Elluek Ngangenie', Sepekan Upload 7 Meme Bernada Hinaan Pada Presiden dan Petinggi Polri

Tutang mengapresiasi para pecinta karapan kambing, yang tanpa henti berupaya melestarikan budaya pandalungan (Madura-Jawa), khas Kota Probolinggo. Sebab tanpa partisipasi aktif dari masyarakat, sebuah budaya akan punah, tergerus jaman.

“Terima kasih kepada para pecinta kambing, sehingga dapat terselenggara dalam ajang Semipro tahun ini. Kita perlu mengembangkan potensi kepariwisataan yang ada di Kota Probolinggo termasuk karapan kambing. Upaya yang sangat bagus untuk mengangkat dan mengembangkan sekaligus melestarikan nilai-nilai seni budaya tradisional yang ada di wilayah kita,” tandas mantan Kepala BLH ini.

Para peserta karapan kambing, memperebutkan piala bergilir Walikota Probolinggo. Selain piala bergilir, para pemenang nantinya akan menerima uang pembinaan. (fng/saw)