Air Terjun Goa Celik, Tempat Mandi Bung Karno Saat di Puspo

3490

Laporan : Willy Abraham

AIR terjun di Dusun Setro, Desa Jimbaran, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, sekilas seperti air terjun pada umumnya. Namun siapa sangka, air terjun ini memiliki sejarah yang tak banyak orang tahu.

Memiliki tinggi kurang dari 100 meter, Air Terjun Goa Celik tampak segar meski dinikmati saat musim kemarau. Selain itu, masih sangat alami, karena hampir tak pernah tersentuh oleh tangan manusia.

Akses menuju Air Terjun pun terbilang sulit. Untuk bisa sampai kesana, harus berjalan kaki selama satu jam. Bagi yang sudah handal mendaki atau menuruni gunung, mungkin trek ini terbilang mudah. Akan tetapi, bagi pemula, perjalanan ini bisa saja menjadi sangat melelahkan.

Terletak jauh dari pemukiman warga dan akses yang sulit seolah tak tersentuh, ternyata air terjun ini pernah disinggahi Presiden pertama Republik Indonesia.

Baca Juga :   Kisruh Pengurus, PPP Kabupaten Probolinggo Belum Terima Banpol

Dua warga Desa Jimbaran bernama almarhum Jamsari dan Katimin (Sauki) merupakan saksi sejarah Soekarno pernah berdiam di Puspo. Mereka adalah pendamping setia Bung Karno saat semedi di Dusun Setro.

Memang, tidak banyak diketahui orang luar dusun. Namun hal tersebut sudah menjadi rahasia umum bagi seluruh warga Dusun secara turun temurun.

Kedua orang itu merupakan pengikut setia Bung Karno saat semedi. Bahkan turut mendampingi ketika bapak Proklamator tersebut sedang mandi di air terjun.

Seorang sesepuh desa yang juga mengetahui kejadian itu, Achmad Rofiq (64) menuturkan, kehadiran Soekarno di Puspo bukan isapan jempol belaka.

Terlebih kata Rofiq, Jamsari dan Sauki menceritakan pengalamannya itu kepada warga usai Bung Karno kembali dari masa semedinya.

Baca Juga :   Jelang Imlek, Permintaan Bunga Sedap Malam Meningkat

Selain bertapa, Bung Karno juga memanfaatkan Air Terjun Gua Celik yang jaraknya kurang dari 50 meter dari mulut Gua untuk mandi bahkan minum.

Kepala Dusun Setro, Khodir mengatakan, setiap tanggal 17 Agustus, warga desa tidak pernah absen memamasang bendera merah putih di sebuat pohon yang berada tepat di atas air terjun. Hal ini selain sebagai bentuk nasionalisme, juga untuk mengenang kehadiran Bung Karno di Desa tersebut.

Namun, semenjak ada seorang warga yang jatuh dari atas air terjun, pemasangan bendera pun terhenti.

“Sarino orang yang pertama jatuh setelah itu tidak ada lagi orang yang masang Bendera di atas situ,” ujarnya sambil menunjuk ke atas tebing air terjun.

Baca Juga :   'Busrin Memotong 114 Batang Mangrove Bukan 3 Batang'

Kini, Air Terjun tersebut tidak banyak dimanfaatkan warga. Kebanyakan mereka masih menganggap air terjun tersebut mistis, hingga jarang satu dari mereka mendekati ataupun menggunakan air di tempat itu. Padahal jika dilihat kembali, air terjun ini memiliki daya tarik wisata untuk dikunjungi.

Kepala Desa Jimbaran, Amin Tohari menjelaskan, pihaknya telah mengirim proposal adanya potensi wisata sejarah di desanya. Namun, hingga detik ini belum ada satupun dinas terkait yang memberikan respon.

“2016 lalu, kami sudah kirim Proposal tetapi sampai saat ini tidak ada tanggapan,” pungkasnya. (*)