Pemkab Pasuruan Siapkan Rp 6 M untuk Keaksaraan Usaha Mandiri

950

Pasuruan (wartabromo.com) – Tuntas dengan Keaksaraan Dasar (KD), Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Dinas Pendidikan, tahun ini, mengajak warga belajar untuk mengikuti Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM). Anggaran sebesar Rp 6 Miliar disiapkan untuk program ini.

Kasi Peserta Didik dan Kelembagaan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Pasuruan, Tutik Rahayati mengatakan, tahun ini sekitar 12.900 warga belajar dinyatakan lulus keaksaraan dasar. Belasan ribu warga belajar diyakini sudah memiliki kemampuan baca tulis itu kemudian diajak untuk mengikuti KUM.

Para warga belajar selanjutnya dibagi 1.290 kelompok dengan besaran anggaran per kelompok masing-masing Rp 4,6 juta. Proses kegiatan belajar dilakukan selama 86 jam tatap muka, mulai Agustus hingga Desember 2018 mendatang.

Baca Juga :   Ini Cara Ikutan Lomba Hafidz Anak Pasuruan (HAP)

“Kita siapkan dari APBD Kabupaten Pasuruan tahun 2018. Satu kelompok terdiri dari 10 orang yang akan kita dampingi terus dalam program ini,” kata Tutik, Selasa (11/09/2018).

Selama program berlangsung, Dispendik akan melakukan pemeliharaan kemampuan keaksaraan dasar, sekaligus pendidikan kecakapan hidup pada seluruh warga belajar. Harapan peningkatan kemampuan itu, berupa soft-skill atau sikap dan karakter maupun hard-skill dalam bentuk keterampilan vokasional.

Salah satu langkah konkritnya adalah mulai dari pembelajaran, praktik sampai dengan evaluasi.

“Warga belajar ini kita berikan modal keterampilan seperti cara membuat kue atau jajanan atau yang lain. Kalau sudah bisa, kita arahkan mereka untuk belajar menjual atau menjadi pengusaha jajanan kecil-kecilan sembari mereka terus mengasah kemampuan baca tulis mereka,” imbuhnya.

Baca Juga :   Kakek di Probolinggo Konsumsi Sabu Untuk Obati Asam Urat

Melalui program lanjutan pasca keaksaraan dasar itu, banyak warga belajar, akhirnya memiliki keterampilan dan mampu memiliki usaha, baik secara pribadi maupun kelompok (kelompok belajar usaha), sehingga akan lebih sejahtera.

“Harus ada kerja sama semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, lembaga penyelenggara pendidikan keaksaraan, para tutor dan juga warga belajar serta fasilitas pendukung,” imbuh Tutik.

Dijelaskan juga, program KUM bakal menyesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing wilayah. Dicontohkan, pada warga belajar di Kecamatan Lekok, yang diajak mengolah ikan menjadi keripik, kerupuk atau makanan yang secara keekonomian bernilai lebih tinggi.

“Beberapa hari lalu saya ke Lumbang, jadi banyak warga belajar yang sudah pintar membuat tampah, keranjang sampah maupun keranjang untuk jualan pracangan. Alhamdulillah kita senang mendengarnya,” imbuhnya. (mil/ono)