Bayi Stunting di Kota Pasuruan Dipicu Rendahnya Warga Konsumsi Sayur

1265

Pasuruan (wartabromo.com) – Ada 2.696 bayi stunting di Kota Pasuruan. Rendahnya konsumsi sayur tak lebih dari 56 gram perhari, dinilai menjadi salah satu pemicu munculnya kasus stunting.

Jumlah itu dirinci dalam Laporan Tahunan Program Perbaikan Gizi tahun 2017 oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pasuruan.

Siti Rodhiyah, Pengelola Program Gizi pada Dinkes Kota Pasuruan mengungkapkan, rincian survey konsumsi di wilayah Kota Pasuruan terdiri dari beberapa makanan. Diantaranya, makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur, buah, susu, gula, dan minyak. Dimana, masing-masing diukur dalam satuan gram perhari.

Survey Konsumsi yang telah dilakukan waktu itu, mendapatkan hasil mencengangkan. Rata-rata, konsumsi sayur warga Kota ini, tidak lebih banyak dari 56 gram perhari.

Baca Juga :   Pasar Grosir Konveksi Modern Dibangun di Gempol

“Angka itu jauh dari standar yang seharusnya,” jelas Rodhiyah, saat ditemui di kantornya, kemarin.

Selain sayur, rata-rata konsumsi buah warga Kota Pasuruan juga rendah. Dinkes mencatat hanya sebanyak 48 gram perhari buah yang dikonsumsi warga.

Berikut rincian hasil survey konsumsi tahun 2017 dari 990 KK yang disurvey:

  1. Makanan Pokok (rata-rata 223 gr; standar 360 gr).
  2. Lauk Hewani (rata-rata 114 gr; standar 70-140 gr).
  3. Lauk Nabati (rata-rata 73 gr; standar 200-400 gr).
  4. Sayur (rata-rata 56 gr; standar 250 gr).
  5. Buah (rata-rata 48 gr; standar 150 gr).
  6. Susu (rata-rata 7 gr).
  7. Gula (rata-rata 11 gr; standar 35 gr).
  8. Minyak (rata-rata 12 gr; standar 50 gr).

Dikatakan kemudian, rendahnya tingkat konsumsi buah dan sayur pada keluarga, terutama pada calon ibu, dikhawatirkan akan menambah jumlah bayi dengan stunting di Kota Pasuruan.

Baca Juga :   Ngaku Bantu Ibu, Pemuda Ini Curi Motor hingga Pick Up

Seperti terungkap pada hasil survey bulan timbang tahun 2017, Dinkes Kota Pasuruan mencatat ada 2.696 bayi terdeteksi stunting, dari keseluruhan jumlah bayi, yang telah didata oleh 8 puskesmas.

Baca juga: Dari Pantauan Gizi, ada 33,4% Bayi di Kota Pasuruan Terdeteksi Stunting

Sedangkan survey Dinkes Provinsi Jawa Timur, menemukan 33,4% bayi di Kota Pasuruan terdeteksi stunting. Angka itu diperoleh dari sampel yang diambil melalui pemantauan status gizi di 30 cluster.

Diketahui, stunting merupakan masalah gizi kronis, dialami ibu sejak awal kehamilan yang berpengaruh pada kondisi pertumbuhan janin. Bayi lahir dari seorang ibu yang kekurangan gizi, berpotensi mengalami gangguan pertumbuhan, hingga disebut stunting. (trl/ono)