Perpustakaan Darurat ala Pegiat Literasi Pasuruan

1268
Ada yang berbeda dari pemandangan di GOR Sultan Agung Minggu (23/9/2018), kemarin. Ruang publik yang biasanya digunakan warga Pasuruan untuk berolahraga, bermain, atau sekadar jajan dan cari sarapan itu, justru menjadi “perpustakaan darurat.”

Laporan : Ardiana Putri

LAPAK berisi berbagai macam buku ini digelar tepat di samping beberapa stand makanan, oleh komunitas pegiat dan pecinta literasi. Mereka tak menjual, hanya menawarkan “baca buku gratis” ke warga yang menikmati hari Minggu. Pecinta literasi itu adalah Komunitas Wahana Baca, Afklara, Abimata, Pasuruan Youth Forum, dan Sanggar Bhuana.

“Kami memang sengaja berkumpul di sini sampai bosan,” kata Ugik Endarto dari Wahana Baca.

Ia dan kawan-kawan sesama pegiat literasi melakukan hal tersebut sebagai upaya dan tanggung jawab moral mereka sebagai warga Pasuruan. Harapannya, untuk menghadirkan kemudahan akses masyarakat dalam memperoleh pendidikan, terutama bagi yang tak mampu mendapatkannya.

Baca Juga :   Nasi Punel Sepanjang 3, 24 Meter di Pasuruan Pecahkan Rekor MURI

Di tengah maraknya fenomena tsunami informasi, para pemuda ini membentuk kelompok dengan kegiatan positif di dalamnya. Mereka giat menyuguhkan buku-buku agar dapat dibaca generasi milenial yang biasanya lebih suka mengakses informasi lewat gadget saja.

Saat berkumpul, mereka tak hanya membaca buku, namun juga melakukan diskusi membahas berbagai hal. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial UM yang juga asli Pasuruan ini mengatakan, Komunitas Wahana Bacanya juga menerima donasi buku. Apapun jenis bukunya, untuk melengkap koleksi literasi mereka.

“Bahkan ada yang mau membeli buku kami,” ungkap Ugik menggambarkan antusiasme seseorang yang datang ke lapak bacanya.

Tak hanya orang dewasa, anak-anakpun juga senang berada di lapak baca milik para komunitas pegiat dan pencinta literasi ini. Mereka terlihat sangat antusias membaca beberapa buku.

Baca Juga :   Pabrik Karet di Pohjentrek Kembali Terbakar

Sayangnya, kegiatan ini tidak secara rutin mereka adakan karena berbagai kesibukan para anggotanya. Para pegiat dan pencinta literasi ini berharap mereka semakin solid ke depannya.

“Rencana secara nyata sih belum ada ya, tapi aktivitas yang pasti kami lakukan adalah memperkuat simpul antar komunitas literasi di Pasuruan dulu. Jika sudah kuat, dengan sendirinya setiap komunitas akan semakin baik lagi,” pungkasnya. (*)