Doa untuk Korban Tsunami dan Gempa Sulteng oleh Tokoh Lintas Agama Kota Probolinggo

1618

Probolinggo (wartabromo.com) – Tokoh lintas agama di Kota Probolinggo gelar doa bersama menyusul peristiwa gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Doa dipanjatkan sebagai empati pada korban bencana alam itu.

Doa bersama dilakukan di halaman Mapolres Probolinggo Kota, Sabtu (29/9/2018) malam, melibatkan perwakilan sebagian besar agama, Islam, Hindu, Kristen, Katholik hingga Budha. Santri maupun tokoh lintas agama mencoba menggambarkan bentuk kerukunan, bersama-sama memberikan doa keselamatan kepada korban bencana gempa dan tsunami.

“Do’a bersama ini untuk saudara kita yang sedang tertimpa musibah di Donggala, semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan yang meninggal akibat musibah itu diterima di sisi yang kuasa,” ujar AKBP Alfian Nurrizal, Kapolres Probolinggo Kota.

Baca Juga :   Tiga Tersangka Pembakar Mobil Kades Dibekuk, Motifnya Dendam

Selain mendoakan para korban gempa bumi di Donggala, pihaknya sengaja mengumpulkan semua pemuka agama yang ada di Kota Probolinggo, sebagai bentuk kerukunan antar umat beragama.

“Saya memang sengaja mengundang semua agama yang ada di Kota ini sebagai bentuk kepedulian kami dan juga untuk kerukunan antar umat beragama,” tambahnya.

Sedangkan ketua FKUB Kota Probolinggo, Abdul Halim menuturkan, meski berlainan agama, namun sebagai saudara sebangsa dan setanah air, sepatutnya mengedepankan sikap kebangsaan, saling tolong-menolong meski berbeda keyakinan.

“Saya turut berduka cita terhadap musibah yang menimpa saudara kita di Donggala sana, meski kita berbeda keyakinan, namum harus tetap bersatu karena kita satu bangsa, maka dari itu marilah kita saling mendo’akan para korban gempa bumi di Donggala, Sulteng,” tuturnya.

Baca Juga :   Hendak Pergi ke Pasar, Pasutri di Pasuruan Dibacok

Dari sejumlah sumber gempa bumi 7,7 magnitudo disusul tsunami, diantaranya di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/8/2018), mengakibatkan 384 korban jiwa, serta 540 korban menderita luka-luka. Jumlah dan upaya identifikasi masih dilakukan, untuk kemudian segera merehabilitasi korban bencana. (fng/ono)