Perluas Akses Pendidikan, Pemkab Probolinggo Buka 5 Sekolah Terbuka di Daerah Sulit

1231

Probolinggo (wartabromo.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo di bawah kepemimpinan Bupati P. Tantriana Sari dan Wabup HA. Timbul Prihanjoko, terus berbenah di sektor pendidikan. Salah satunya dengan akan membuka lima sekolah terbuka di daerah sulit di 5 kecamatan.

Bupati Probolinggo P. Tantriana Sari mengatakan, kebijakan ini diambil untuk memperluas akses pendidikan kepada anak usia sekolah di daerah sulit. Baik itu sulit karena akses transportasi atau topografi wilayah. Kelima daerah itu meliputi Kecamatan Tiris, Krucil, Sumber, Sukapura, dan Kecamatan Kuripan, yang kesemuanya berada di dataran tinggi. Sekolah terbuka rencananya terakses ke delapan sekolah negeri terdekat.

Selain itu, kebijakan tersebut juga untuk memperpanjang rata-rata lama sekolah yang masih di angka 5,6, tercecer dari Provinsi Jatim yang sudah 7,3. “Angka lama sekolah itu, sebenarnya warisan masa lalu. Untuk itu kami siapkan program terpadu untuk menjawab masalah itu,” ujar Tantriana Sari, didampingi Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo, Dewi Korina.

Baca Juga :   Truk Box Muat Ayam Makanan Satwa TSI Tabrak Ibu dan Balitanya hingga Tewas

Pada periode kedua memimpin Kabupaten Probolinggo, duet HATI mempunyai 9 program berkelanjutan. Program itu merupakan visi misi keduanya yang dituangkan dalam Pilkada Serentak 2018. Salah satunya, Program Hati Cerdas.
Lewat program ini, HATI manargetkan 1.000 anak rawan putus sekolah tetap sekolah. Kemudian 1.500 anak tidak sekolah (ATS) tetap sekolah. “Kebijakan untuk membuka lima sekolah terbuka di daerah terpencil, merupakan realisasi dari dua target tersebut,” kata Tantri.

Sementara itu, Kepala Dispendik, Dewi Korina menyebutkan, berdasarkan Basis Data Terpadu 2015, jumlah anak tidak sekolah di Kabupaten Probolinggo sebanyak 24.697 yang tersebar di 24 kecamatan. Namun yang terbanyak, berasal dari Kecamatan Tiris, Krucil dan Kecamatan Tongas.
Untuk itu, Dispendik telah melakukan verifikasi faktual (verfal) terhadap data ATS. Verfal melibatkan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP).

Baca Juga :   Web BKD Masih Trouble, Pelamar CPNS Kecewa

“Tak hanya didata, ATS juga dirayu agar kembali ke sekolah formal, atau menempuh pendidikan kesetaraan, atau mengikuti kursus hingga punya sertifikat keahlian,” kata Dewi.

Langkah itu membuahkan hasil nyata. Dimana sebanyak 3.056 anak berminat mengikuti pendidikan kesetaraan kejar paket A. Kemudian 4.135 anak berminat ikut kejar paket B dan 1.295 anak berminat ikut kejar paket C. Serta 300 anak berminat ikut kursus. “Kami sudah menyiapkan secara matang. Insyaallah bisa melebihi target yang diusung ibu Bupati,” terang mantan Kepala Bappeda ini. (saw/**)