Cerita Susahnya Merubah Tretes, Ada Penghadangan hingga Pemukulan saat Penertiban

12911

Pasuruan (wartabromo.com) – Puncak Tretes, Kabupaten Pasuruan, digadang-gadang dapat berubah menjadi kawasan wisata keluarga. Hanya saja, sejumlah kendala masih dihadapi.

Wakil Bupati Pasuruan, Mujib Imron (Gus Mujib) mengungkap pandangannya, terkait upaya merubah stigma negatif hingga aksi penertiban di kawasan Tretes, dalam acara seminar nasional Front Santri Indonesia di Hotel Dalwa, Jalan Raya Raci No. 51, Kabupaten Pasuruan, Minggu (14/10/2018).

“Aparat kita sudah ke Tretes, tetapi apa yang terjadi, ada hambatan, sebagian masyarakat menghadang Satpol PP,” curhat Gus Mujib.

Pembersihan bisnis “esek-esek” di wilayah Tretes, tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan. Menurutnya, perlu dukungan dari seluruh elemen penegak hukum, jika kawasan yang ‘kadung’ dikenal tak ramah keluarga itu.

“Insya Allah kami setelah dihadang satpol PP kami bahkan dipukul oleh sebagian masyarakat di Tretes. Kami langsung musyawarah mengundang semua Forkopimda kemudian ada kesepakatan, baik Kapolres kabupaten  di Bangil maupun yang ada di Kota, ketua pengadilan, kepala kejaksaan, semua sepakat,” jelasnya.

Di hadapan para peserta seminar, Gus Mujib juga meminta, para santri turut menjaga Kabupaten Pasuruan dari hal-hal berbau maksiat, lebih-lebih yang terjadi di kawasan Tretes.

“Antum semuanya adalah yang menjaga, dalam artian memberikan informasi kepada kami, kamilah yang akan bergerak supaya menjaga soliditas, menjaga kondusifitas Kabupaten Pasuruan,” terangnya.

Dalam seminar nasional kali ini, Wakil Bupati Pasuruan dan Wakapolres Pasuruan turut memberikan sambutan. Lalu para santri diajak membaca lima Ikrar Santri Pasuruan.

Acara Seminar mengambil tema “Membangun sinergitas Santri dalam membela Agama dan Negara” dengan narasumber KH Muhibul Aman Aly Pondok Pesantren Besuk, Habib Muhammad Hanif Alathas Ketua Umum Front Santri Indonesia, Habib Abubakar Assegaf Wakil Rais Syuriah PCNU Kabupaten Pasuruan. (wil/ono)