Soal Korban Limbah, Ini Penjelasan PG Wonolangan

1621

Probolinggo (wartabromo.com) – Pabrik Gula (PG) Wonolangan Dringu, akan menanggung biaya perawatan Muhammad Rahmad (34), korban limbah abu ketel. Selain itu, pabrik juga akan menutup secara permanen lokasi dengan tanah urug.

Manager Pengelolaan PG Wonolangan, Yus Asmoro mengatakan, limbah abu ketel di Desa Curah Sawo, Kecamatan Gending, sebenarnya limbah lama. Yakni sisa pemakaian bahan bakar ketel pada kurun waktu 2005 hingga 2010 silam. Saat itu, pembuangannya ditangani pihak ketiga melalui kerjasama.

Meski tanggung-jawab utama ada di pihak ketiga, pihaknya tidak akan tinggal diam. “Pemilik perusahaan yang terikat kontrak dengan kami sudah meninggal dan sudah tidak jelas. Untuk itu kami tetap bertanggung jawab dengan menanggung pengobatan korban yang saat ini masih dalam perawatan. Kami tawarkan untuk pindah ke rumah sakit Wonolangan. Pertimbangannya, selain memudahkan koordinasi biaya, juga agar keluarga lebih dekat,” ujarnya, Selasa (30/10/2018).

Baca Juga :   Durian Kakap, Durian Unggulan Kabupaten Pasuruan

Sedangkan untuk penanganan di lokasi, pihak PG Wonolangan sudah mendatangi lokasi dan segera melakukan pembenahan. Diantaranya, memasang pagar pengaman agar warga tidak melintas. Serta mengerahkan alat berat, untuk lebih meratakan tumpukan abu kettel. “Maksimal hanya 30 sentimeter dari tanah, lalu diberi lapisan tanah lagi agar tidak berbahaya,” sambungnya.

Masih menurut lelaki berkacamata itu, abu ketel tersebut masih panas karena beberapa hal. Diantaranya kandungan gula yang masih ada dalam abu. Membuat abu tersebut menyimpan panas. Terlebih lagi, setelah terpapar matahari, sehingga membuat abu panas di bagian dalam. “Ada karbon yang ketika terpapar mahatari akan semakin panas,” tandas Yus.

Sebagaimana diwartakan sebelumnya, Muhammad Rahmad, warga Desa Mranggon Lawang, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, harus mengalami luka bakar parah di beberapa bagian tubuhnya. Luka bakar itu dialami setelah terperosok ke dalam limbah abu ketel atau sisa limbah produksi pabrik gula setempat. Beruntung, korban dapat segera tertolong dan dibawa ke fasilitas kesehatan. (lai/saw)