Siswa Difabel Manfaatkan Limbah Menjadi Handicraft

1692

Probolinggo (wartabromo.com) – Limbah rumah tangga menjadi salah satu penyumbang sampah di Kabupaten Probolinggo. Namun di tangan puluhan siswi SMP/SMA LB Dharma Asih Kraksaan, limbah ini menjadi aneka kerajinan (Handicraft) bernilai ekonomi tinggi.

Kepala SMA LB Dharma Asih Kraksaan, Isa Yakub, mengatakan ada 10 siswi yang terdiri dari 8 anak tuna rungu dan 2 anak tuna grahita, yang sudah bisa mengolah limbah domestik. Sementara, bahan yang dijadikan kerajinan adalah botol bekas air mineral, botol beling, plastik bungkus pewangi pakaian dan lain sebagainya. Barang yang sudah dibuang itu, dirubah menjadi aneka hiasan dekorasi (Decoupage).

Skill itu, kata Isa, didapat siswi dari pelatihan Hiasan Dekorasi (Decoupage) selama 10 hari (18-31/10/2018) dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kabupaten Probolinggo.

Baca Juga :   Sang Ibu Pingsan saat Mengetahui Putranya Tenggelam di Sungai Gembong

“Dengan mendapat pelatihan, semakin menumbuhkan kepercayaan diri dan skil anak bertambah. Harapan saya semoga ada pelatihan lagi dalam life skil yang berbeda sehingga semakin bervariatif,” kata Isa, Jumat (2/11/2018).

Menurut Kak Desy, pelatih crafting, pada umumnya melatih keterampilan decoupage relatif mudah dilakukan. Namun tidak bagi penyandang Difabel. Dibutuhkan ekstra perhatian dan komunikasi khusus untuk memancing kepercayaan diri. Sehingga materi dan teknik pembuatan Handycraft mudah dipahami dan dipraktekkan.

“Mereka pun bisa mengembangkan kemampuan seni masing-masing pribadi mereka melalui media ini untuk membuat produk Dekorasi seperti gantungan kunci, botol hias, vas bunga, dan pernak pernik hiasan lainnya. Karya mereka ini sudah memiliki estetika seni yang tinggi dan berkualitas bahkan sudah sangat layak guna dan layak jual. Apalagi berbahan limbah, tentunya hal ini menjadi sesuatu yang patut untuk mendapatkan apresiasi bersama,” terangnya secara terpisah.

Baca Juga :   Kasus HIV/AIDS di Kota Pasuruan alami Tren Peningkatan

sementara itu, Kabid Pemberdayaan Perempuan DP2KB, Amelia Etiq P, menuturkan, pelatihan skill bagi siswi SLB merupakan salah satu kegiatan instansi. Kaum difabel ini, punya kemampuan yang tak kalah dengan orang normal. Sehingga perlu diasah lebih lanjut, agar bisa mandiri dan tidak mengantungkan diri pada orang lain.

“Harapannya setelah lulus dari sekolah, mereka bisa mandiri dan punya usaha yang bisa menopang kehidupannya kelak. Apalagi, limbah rumah tangga itu mudah didapat, sehingga tidak menyulitkan mereka untuk mengembangkannya. Selain mengena pada pemberdayaan ekonomi, juga dapat mengurangi sampah di sekitar lingkungan kita,” ujar istri Tutug Edi Utomo ini. (cho/saw)