Gebyar Forum Anak Kota Pasuruan 2018 Tak Semeriah Tahun Lalu

2504

Pasuruan (wartabromo.com) – Gebyar Forum Anak Kota Pasuruan kembali digelar, Minggu (4/11/2018). Namun untuk kali ini tak terlalu meriah seperti tahun lalu.

Rizki Ramadhan, Ketua Forum Anak Kelurahan Randusari mengungkapkan sedikit keluh kesahnya, meski gelaran tahunan ini diakui memiliki nilai positif. Siswa kelas XI SMKN 1 Pasuruan itu menganggap, gebyar forum anak kali ini terkesan kurang persiapan.

“Jika dibandingkan tahun lalu, yang tahun ini kurang menarik, karena mungkin persiapan kurang maksimal,” ungkap laki-laki yang menjadi ketua forum anak selama tiga tahun berturut-turut ini.

Ia juga mengatakan, dari 34 forum anak di tiap kelurahan, tak semuanya kebagian stan untuk memamerkan produk. Ia berharap agar ke depannya lebih meriah dan lebih terkoordinir, serta masyarakat luas juga lebih mengetahui akan adanya kegiatan ini.

Baca Juga :   Diduga Mala Praktek, Mantri asal Gondangwetan Dilaporkan Polisi

Menanggapi hal ini, Bahrul Ulum, Sekretaris Daerah Kota Pasuruan yang juga hadir dalam kegiatan tersebut mengaku akan menampung aspirasi mereka.

“Saya kira aspirasi mereka patut didengar dan memang sangat penting untuk melibatkan mereka secara langsung agar ke depannya meriah lagi,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan, tak hanya kemeriahan saja yang harus ditonjolkan, namun esensi dan tujuan gebyar forum anak inilah yang harus tersampaikan kepada masyarakat.

Diketahui, Forum Anak merupakan sebuah wadah untuk menyuarakan aspirasi-aspirasi anak dalam pemenuhan hak-hak anak, yang di antaranya ada hak hidup, tumbuh kembang, memperoleh pendidikan, bermain, dan lainnya.

Hal tersebut disampaikan Maulana Dwi Prasetyo dan Shania Indira Putri, Delegasi Forum Anak Kota Pasuruan yang telah membawa nama harum Kota Pasuruan di kancah nasional karena keterlibatan mereka dalam forum anak.

Baca Juga :   Ada Longsoran, Api Asian Games Gagal Dinyalakan di Kawah Bromo

“Kita berkumpul bersama di sini untuk sharing-sharing terkait kekerasan anak, pernikahan dini, bahaya narkoba, dan segala hal yang dapat merusak moral anak,” tutup Dwi Prasetyo. (trp/Ono)