Bupati Tantri Apresiasi Siswi Difabel yang Viral

1748

Probolinggo (wartabromo.com) – Bupati Probolinggo P. Tantriana Sari mengapresiasi semangat Melisa, siswi difabel kelas II di SDN Tukul II, Kecamatan Sumber, untuk belajar dan menimba ilmu meski dengan kebatasan fisik. Ia menyebut salah satu faktornya adalah kebijakan Pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam membuka layanan sekolah inklusi.

“Alhamdulillah, ini patut diapresiasi. Penyandang difabel dan orangtuanya sudah mempunyai kepercayaan diri untuk sekolah dan menyekolahkan anaknya, berbaur dengan teman non-difabel karena kebijakan pemkab sekolah inklusi di tiap kecamatan 3 tahun yang lalu. Ini memberi semangat pada kami untuk terus menggenjot kuantitas lembaga sekolah inklusi ke depan,” kata Bupati Tantri kepada wartabromo.com, Rabu (7/11/2018).

Sekolah inklusi di Kabupaten Probolinggo dicanangkan pada 29 Juli 2015. Pada saat itu, pendidikan bagi anak difabel dan berkebutihan khusus, hanya dilayani di Sekolah Luar Biasa (SLB). Jumlahnya pun sangat terbatas, hanya 3 sekolah, yakni SLB Negeri di Desa Asem Bakor, Kraksaan, SLB Dharma Asih Kraksaan dan SLB di Curah Sawo, Gending.

Baca Juga :   Tantri Sebut Postingan Kontroversial Ulah Calon Admin

“Padahal sesuai amanat UUD 45, semua warga berhak mendapat pendidikan yang layak. Karena itulah, Pemkab Probolinggo mencanangkan layanan sekolah inklusi. Pendidikan inklusi memiliki prinsip dasar bahwa selama memungkinkan, semua anak seyogyanya belajar bersama-sama tanpa memandang kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada mereka,” kata Tutug Edi Utomo, yang kala itu menjabat Kepala Dinas Pendidikan.

Saat ini di Kabupaten Probolinggo sudah ada 72 tingkat SD yang menerapkan sekolah inklusi. Dari 24 kecamatan, masing-masing ada sekolah inklusi. Sementara di tingkat SMP, tiap kecamatan ada 1 SMP yang menerapkan sekolah inklusi.

“Tahun depan ada pengembangan kelas layanan khusus berupa ojek siswa. Kemudian multigrade, literasi dan worshop guru. Selain itu ada pembangunan pusat pendidikan inklusi dan dengadaan alat bantu siswa inklusi,” terang pria yang kini menjabat Kadiskominfo ini.

Baca Juga :   Jejak Politik Tantri : Staf Bank, Bupati, dan Sel KPK

Pendidikan inklusi adalah pendidikan yang menyertakan semua anak secara bersama-sama dalam suatu iklim dan proses pembelajaran. Dengan layanan pendidikan yang layak dan sesuai dengan kebutuhan individu peserta didik tanpa membeda-bedakan anak. Baik yang berasal dari latar suku, kondisi sosial, kemampuan ekonomi, keluarga, bahasa, geografis (keterpencilan) dan perbedaan kondisi fisik atau mental.

Sebagaimana diwartakan sebelumnya, Melisa mendadak viral. Kegigihannya menimba ilmu mendapat apresiasi dari warnaget. Bocah kelas II itu, mendadak jadi perhatian netizen setelah video dan fotonya saat belajar viral di medsos, terutama facebook. Hal itu terjadi setelah sebuah akun bernama Muhamad Hasim mengunggah video dan foto-foto Melisa saat belajar di grup info lantas dan kriminal kota/kabupaten Probolinggo (salam satu aspal). (saw/saw)