Marak Mabuk Rebusan Pembalut, Peran Pengawasan Orangtua Dipertanyakan

1407

Pasuruan (wartabromo.com) – Pengawasan orangtua dikaitkan pemanfaatan media digital oleh anak-anak, disorot dan dipertanyakan. Hal itu menyusul maraknya peristiwa mabuk rebusan pembalut di sejumlah wilayah Indonesia.

Keprihatinan sejumlah pihak terus mengemuka, salah satunya diungkapkan anggota Komisi VIII DPR RI, Evi Zainal Abidin dalam sosialisasi literasi media digital untuk orang tua pada era milineal, di sebuah hotel Kota Pasuruan, Jumat (9/11/2018).

“Narkoba yang kita kenal dewasa ini, tidak berbentuk seperti yang dulu. Macam-macam. Kita dikagetkan mabuk lem, menghirup obat nyamuk, sekarang mabuk rebusan pembalut,” ujar Evi sambil ngelus dada.

Peristiwa ini dinilai ada kegagapan teknologi terkait literasi media digital, hingga penggunaannya pun menjadi liar di tengah masyarakat. Selanjutnya, keberadaan dan pendampingan orang tua dianggap mutlak soal penggunaan media digital oleh anak maupun para muda.

Baca Juga :   Penjual Kambing Mulai Naikkan Harga Tiga Kali Lipat

‘Karena yang terjadi tidak lepas dari pengawasan orang tua,” kata Evi.

Menurutnya, orang tua memiliki kewajiban agar anak-anaknya tidak terjebak pada persoalan narkoba, pornografi maupun masalah sosial lain.

Ia menengarai, apa yang terjadi bisa jadi lebih banyak bersumber dari dunia maya. Mereka mengadopsi setelah leluasa mengakses informasi konsumsi rebusan pembalut dapat digunakan untuk memperoleh sensasi mirip mabuk narkoba.

“Ini yang harus menyadarkan kita semua, untuk sama-sama berbenah. Ini harus jadi keprihatinan bersama,” tandasnya.

Sementara, Lies Rosdianty, Asisten Deputi Perlindungan Hak Sipil Informasi dan Partisipasi Anak pada Kementerian PPPA menambahkan, orang tua juga harus memahami sumber informasi, yang bisa dibilang layak terhadap anak, karena saat ini malah kerap mengabaikannya.

Baca Juga :   Tukang Parkir Suka Nyabu Ketangkap

Terungkap kemudian, informasi yang tersedia bagi anak belum terintegrasi dalam satu tempat, lebih-lebih masalah keamanan anak ketika mencari informasi.

Selain masih kurangnya pengawasan terhadap isi informasi bagi anak, bahan-bahan atau materi dikaitkan peningkatan pengetahuan anak juga masih sangat kurang. (hrj/ono)