Tukang Ojek di Probolinggo Demo Tuntut Prabowo Minta Maaf

2376

Probolinggo (wartabromo.com) – Ratusan tukang ojek di Kabupaten Probolinggo melakukan aksi demo di depan Alun-alun Kraksaan, Senin (26/11/2018). Mereka menuntut Capres Prabowo Subianto minta maaf kepada pengemudi ojek karena dinilai telah melecehkan profesi ojek.

Sebelum berorasi di Alun-Alun Kraksaan, sekitar 200 tukang ojek berkumpul di Gelora Merdeka, Desa Kebon Agung. Dengan melakukan konvoi, ratusan tukang ojek ini menuju Alun-alun yang berjarak sekitar 3 kilometer. Sepanjang perjalanan, mereka membetot gas dalam-dalam.

Tiba di depan Alun-alun, para pengojek ini membentangkan sejumlah poster. Poster itu beruliskan: Jangan Hina Kami Sebagai Tukang Ojek, Pekerjaan Kami Halal; Kami Bangga dengan Profesi Kami; Kami Tidak Akan Pilih Pemimpin yang Menghina Tukang Ojek; dan Pekerjaan Kami Halal Pak Prabowo. Ada juga kalimat Kami Minta Prabowo Harus Minta Maaf Secara Publik.

Abdurrahman, salah satu tukang ojek  mengatakan, aksi mereka sebagai respon pidato Calon Presiden RI Prabowo Subianto, yang menyebut pekerjaan driver ojek online di sebuah acara Indonesia Economic Forum 2018 di Jakarta, beberapa hari lalu. Diketahui, melalui power point, Prabowo menunjukkan meme gambar 4 penutup kepala, yakni topi SD-SMP-SMP kemudian helm berwarna hijau.

Baca Juga :   Polisi Gadungan Dibekuk saat "Ngapeli" Istri Orang

“Yang paling di sebelah kanan adalah topi SD, setelah ia lulus, ia pergi ke SMP, setelah ia lulus, ia pergi ke SMA, dan setelah lulus dari SMA, ia menjadi pengemudi ojek. Sedih, tetapi ini kenyataan,” kata Abdurrahman, menirukan pidato Prabowo, saat di Shangri-La Hotel, Jakarta, Rabu (21/11/2018) lalu.

Aksi damai itu berlangsung sekitar satu jam. Dalam orasinya, mereka menyebut bahwa apa yang disampaikan Capres Prabowo, tidaklah wajar. Pengemudi ojek merasa tersinggung dengan perkataan itu. Menyentil pekerjaan tukang ojek yang dianggap merendahkan dan meremehkan pekerjaa yang halal.

“Sentilan yang disampaikan pak Prabowo, itulah yang membuat kami tidak terima dan sangat menyinggung perasaan. Hal itu sangat merendahkan, mengucilkan, meremehkan kami yang bekerja sebagai tukang ojek. Yang akhirnya kita gelar aksi ini,” tambah Abdurrahman. (cho/saw)