‘Cipret’nya akan Disunat, Furqon : Ya Allah, Mati Aku! Aku Pulang Saja

919

takut-disunatBangil (wartabromo) – Disunat alias Dikhitan, siapapun pernah mengalaminya terutama bocah muslim yang akan memasuki aqil baligh. Beragam ekspresi ditunjukkan oleh anak-anak yang masih berusia 5-12 tahun tersebut. Seperti yang dialami oleh 150 peserta sunatan massal yang diselenggarakan oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Pasuruan di RSUD Bangil, Rabu (7/5/2014).

Salah seorang peserta bernama Muhammad Furqon (7) tiba-tiba menjerit ketakutan saat melihat seorang dokter yang bertugas mengkhitan dirinya mengeluarkan jarum suntiknya.

“Ya Alloh, mati aku, aku pulang aja,” teriak Furqon dengan sekencang-kencangnya.

Beruntung, ia behasil ditenangkan oleh petugas dan kerabat yang mendampinginya sehingga Furqon tak bisa kabur untuk menyelamatkan ‘cipret’ nya dari alat medis dokter. Meski seakan terasa kiamat baginya, Furqon hanya pasrah.

Baca Juga :   Ada Perekrutan Pasukan Berani Mati, Ini Sikap PC GP Ansor Kabupaten Pasuruan

“Arggggggggg!!!!” jeritnya diiringi tangis ketidakberdayaan.

Berbeda dengan Furqon, Husni Mubarok (6) bocah asal Desa Kayoman, Kecamatan Purwosari mencoba terlihat santai. Meskipun banyak teman-temannya yang berteriak ketakutan dan tak  mau ‘cipret’nya disunat. Husni justru ingin buru-buru ‘cipret’nya dipotong, agar lekas pulang dan dengan bangga menunjukkan ‘cipret barunya’ kepada teman laki-laki sebayanya.

“Ndak takut, karena saya laki-laki, jadi gak boleh nangis kayak anak perempuan,” celotehnya menghibur diri.

Kegiatan sunnat massal ini diikuti oleh para bocah laki-laki yang rata-rata berusia antara 5-12 tahun dan berasal dari 9 kecamatan, di antaranya Kecamatan Purwosari sebanyak 30 anak, Kecamatan Kraton sebanyak 29 anak, Bangil 23 anak, Wonorejo 16 anak, Beji  14 anak, Pandaan 12 anak, Gondangwetan 13 anak, Rembang 8 anak, serta 5 anak dari Kecamatan Winongan.

Baca Juga :   Video Viral Promo Lezatnya Mangga Alpukat Pasuruan

Ketua TP PKK Kabupaten Pasuruan, Lulis Irsyad Yusuf mengatakan, kegiatan sunat massal dalam rangka peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK Kabupaten Pasuruan yang ke 42 tahun ini  digelar untuk membantu para orang tua yang mengalami kesulitan biaya saat akan mengkhitankan anak-anaknya.

“Kita murni membantu orang tua yang secara financial masih kekurangan biaya untuk menyunatkan putra-putranya. Alhamdulilah, responnya sangat luar biasa,” ujar Lulis sembari melihat proses khitan yang dilakukan secara medis.

Selain membebaskan biaya khitan, Panitia juga memberikan bantuan baju muslim lengkap, mulai dari baju koko, sarung, kopyah, hingga uang saku. Selain itu, pihak RSUD Bangil juga menyediakan jasa medis khitan di antaranya 3 dokter bedah, 2 orang anastesi, 15 orang perawat, dan 30 dokter muda. (eml/yog)