Bermodal Lahan Sewaan, Khusein Petani Salak Pondo Raup Untung Jutaan

1797
Foto: Noval (wartabromo)

Prigen (wartabromo) – Ahmad Khusein (51), petani asal Desa Ketanireng, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, menuai hasil yang memuaskan berkat keuletan dan kerja keras serta keyakinan yang tinggi untuk melakukan suatu usaha. Ia menjalani berkebun buah salak dari tanah yang awalnya di sewa kemudian dibelinya.

Saat ini, pria lulusan salah satu sekolah SMA swasta di Pandaan ini sudah memiliki 1.800 an rumpun (pohon) salak terbagi dari 2 lahan kebun salak yang dimilikinya.

Mengawali menanaman pada tahun 2005, kini Khusein bisa meraup untung dari hasil panenya Rp 25 juta sampai Rp 30 juta per tahun. “Bagus tidaknya omset penjualan salak ini tergantung cuaca, karna setiap tahun salak ini hanya bisa panen 2 kali,” terang Khusein, Kamis (24/12/2015).

Baca Juga :   Saat Merah Putih Raksasa Dibentangkan di Gunung Kembang

Menurut Khusein, menanam salak jauh lebih menguntungkan daripada padi. “Saya pernah membandingkan bahwasannya keuntungan yang saya dapat lebih bagus daripada menanam padi. Itu disebabkan karna biaya perawatan yang tidak begitu rumit dan mahal.”

Khusein mendapatkan bibit salak pondo ini dari Ubaya Mojokerto, yang mengambil langsung dari Jogjakarta. Maka tidak heran kalau Khusein berkali-kali bilang “ini salak pondo Jogja mas.”

Khusein tidak hanya berkisah manisnya berkebun salak. Ia juga menceritakan kesulitan dan tantangan yang dihadapi sebelum meraih kesuksesan. Menanam salak, kata dia, membutuhkan kesabaran. Karena sedari menanam hingga berbuah membutuhkan waktu lima tahun.

“Pertumbuhan serta perkawinan antara salak jantan dan salak betina lama ketika masih baru menanam. Apabila tidak ulet dalam mengawinkan kedua salak tersebut, salak pondo yang biasanya terasa manis dan gurih akan berubah rasa menjadi sedikit kecut,” terangnya fasih.

Baca Juga :   Dihantam Banjir, SD Ma'arif di Pandaan Atap dan Temboknya Jebol

Banyak tantangan yang harus dihadapi saat masa awal berkebun salak. Salah satu yang bikin sangat kesal adalah saat salaknya dicuri.

“Lebih dari satu dua kali kebun saya pernah dimasuki orang lain untuk mengambil salak saya” ujar Khusein.

Lokas kebunnya yang jauh dari pemukiman warga memudahkan kebun salaknya jadi sasaran pencurian. Namun, semua kejadian itu ia hadapi dengan sabar. (nov/fyd)