Tradisi Manten Sapi Untuk Syiar Islam

1600

Nguling (wartabromo) – Arak-arakan yang terdiri dari anak-anak hingga orang dewasa nampak mengular di jalan-jalan perkampungan di Desa Sembalong, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, Minggu (11/9/2016).

Ritual manten sapi berupa arak-arakan hewan kurban yang digelar warga Desa Sebalong, Kecamatan Nguling, sebelum penyembelihan yang dilakukan setelah sholat Idul Adha.

Itulah arak-arak manten sapi yang digelar sebagai ritual untuk hewan ternak yang dijadikan kurban oleh warga desa yang mampu. Ritual digelar sebelum hewan kurban disembelih itu, merupakan wujud syiar Islam dan memotovasi warga agar selalu berdekah membantu sesamanya.

“Ini tradisi yang menjadi syiar Islam, agar warga selalu bersedekah dan memperhatikan lingkungannya,” ujar M Yunus, tokoh desa setempat.

Sebanyak tiga ekor sapi dan delapan kambing yang akan disembelih saat Idul Adha, diarak oleh warga desa itu.

Sebelum diarak, hewan kurban dimandikan dan dirias, dengan tujuan agar hewan kurban suci, bersih dan nampak gagah.

Baca Juga :   Tips Cermat Memilih Hewan Kurban Sehat versi Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan

“Hewan yang dikurbankan memang harus suci dan bersih. Dirias agar tampak gagah dan sehat. Sehingga mendatangkan kebanggan tersendiri,” ujar Abd Azis, warga yang kurban sapi.

Dalam ritual arak-arakan manten sapi itu, warga yang berkurban juga menyediakan sandingan berupa beras, buah-buahan, bumbu dapur hingga kayu bakar. Tujuannya, penerima daging bukan juga akan menerima beras dan berbagai sandingan itu, sehingga penerima bisa memasaknya.

Arak-arakan dilangsungkan dengan mengelilingi desa Sebalong itu. Selanjutnya, seluruh hewan kurban dibawa ke masjid desa setempat dan diserahkan kepada takmir masjid untuk disembelih setelah Sholat Idul Adha. (hrj/hrj)