Cuaca Buruk, Pendaki Semeru Meninggal Kedinginan

2156

Senduro (wartabromo) – Seorang pendaki asal Pekalongan Jawa Tengah meninggal dunia saat melakukan pendakian ke puncak Gunung Semeru Kabupaten Lumajang, Rabu (14/09/2016). Diduga korban tewas akibat kelelahan dan cuaca buruk. Kini jasad korban dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan otopsi.

Jenazah pendaki dibawa ke rumah sakit. WARTABROMO/Sundari
Jenazah pendaki dibawa ke rumah sakit. WARTABROMO/Sundari

Setelah hampir seharian melakukan perjalanan dari pos Kalimati, akhirnya tim SAR dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), berhasil membawa jasad Zimam Arofik (24), warga Kelurahan Panjang Wetan, Pekalongan Jawa Tengah, ke Pos Resort Ranupani Kecamatan Senduro. Jenazah korban langsung dimasukkan ke ambulance yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Korban meningggal dunia saat melakukan perjalanan pendakian menuju puncak Mahameru. Saat berada di pos Ranu Kumbolo, korban yang mendaki bersama teman-temannya mengaku sakit kepala dan menginap dua hari di pos tersebut. Namun karena kondisinya membaik, akhirnya ia melanjutkan ke pos Kalimati.

Baca Juga :   Pelabuhan Kalibuntu Probolinggo Dipenuhi Pemudik, Umumnya Berasal Dari Pulau Madura

Sesampainya di pos Kalimati, rombongan korban diguyur hujan deras hingga bermalam disana. “Jadi gini mas, waktu mau nyampek Kalimati itu, kita rencananya mau naik semua ke puncak. Terus dia bilang gak enak badan, ya udah dia kami suruh ditenda. Terus kita naik,” ujar Rifki, rekan korban

Kemudian esok harinya rekan korban melanjutkan naik ke puncak Mahameru. Ketika rekannya kemabali, kondisi korban semakin memburuk. “Pada saat kita pulang itu, tenda itu basah. Saat kita selesai packing mau pulang ternyata dia gak kuat jalan, ya sudah akhirnya kita bagi menjadi 2 tim. Tiga teman yang besok mau masuk kerja suruh lapor siang itu. Kita kan ada harapan nanti sore bisa datang jemputan itu. Ternyata sampai sore belum datang-datang jemputan, bahkan sampai malam,” tuturnya.

Baca Juga :   Generasi Hama Sejarah

Selain cuaca buruk, meninggalnya korban diduga juga lantaran terlambatnya tim penolong dari TNBTS. “Kemungkinan kedinginan iya, karena tadi malam kan memang sempat terjadi hujan lebat ya dan karena tendanya sudah basah. Kalau suhu secara persis tidak tahu ya, tapi cuacanya sangat mudah sekali berubah. Kalau minus kayaknya tidak ya, karena hujan,” kata Kepala Resort Ranupani, Agung Siswoyo.

Untuk kepentingan penyelidikan, jasad korban dibawa ke Rumah Sakit Umum dr Haryoto Lumajang untuk dilakukan otopsi. (saw/fyd)