Tempat Sampah Tak Tersedia, Bromo Kotor Sampah Berserakan

1312

Sukapura (wartabromo.com) – Pengunjung wisata Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, saat libur lebaran membludak. Sayangnya, para pengunjung meninggalkan sampah yang berserakan baik di lautan pasir, Padang Savana, bibir kawah maupun di sekitar Cemoro Lawang. Kurang tersedianya tempat sampah dikatakan menjadi penyebab wisatawan membuang sampah sembarangan.

Kunjungan di kawasan wisata yang dikelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) diperkirakan mencapai lebih dari 20 ribu orang selama libur panjang Idul Fitri 1438 Hijriyah.

Tak hanya wisatawan lokal, turis mancanegara juga memenuhi obyek wisata di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura itu.

IMG-20170701-WA0033

Peningkatan jumlah pengunjung itu, berdampak pada peningkatan jumlah sampah yang dibuang sembarangan oleh wisatawan, sehingga mengganggu ekosistem di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Baca Juga :   Hore…!!! Anak-anak Kota Pasuruan Bisa Punya KTP

Anita Kusumawati, salah satu pengunjung asal Jakarta, mengaku kesulitan untuk membuang sampah. Pasalnya, saat berwisata kesulitan mencari tempat sampah untuk membuang sisa-sisa bungkus makanan dan minuman.

“Kita tak menemukan tempat sampah sama sekali. Ya jadi banyak pengunjung yang buang sampah di area wisata,” tuturnya, Sabtu (01/07/2017).

Kesulitan itu, tak hanya dialami oleh Anita saja, melainkan oleh pengunjung lainnya. Sehingga menurutnya, tak heran jika para pengunjung membuang sampah sembarangan.

“Gimana lagi, kayaknya memang tak disediakan tempat sampah oleh pengelolanya,” timpal Gunawan, pengunjung lain.

Banyaknya sampah yang berserakan sangat disayangkan oleh penggiat lingkungan hidup. Pasalnya, sampah-sampah non-organik sangat berbahaya bagi keberlanjutan ekosistem. Karena sampah itu sulit di daur ulang dan menimbulkan kerusakan.

Baca Juga :   Tahura: Gunung Harus Ditutup Selama Musim Kemarau

“Banyak sampah baik organik maupun non-organik yang tersisa. Sampah-sampah ini berserakan di lautan pasir, terutama di sekitar Pura Poten Luhur Agung, lautan pasir dan padang savana, bahkan di bibir kawah. Tentu ini sangat mengganggu ekosistem gunung bromo,” tutur Sudir, warga Suku Tengger yang juga penggiat lingkungan hidup. (saw/saw)