Polresta Dalami Insiden Mandor Tol Paspro Tewas Tertimpa Bangunan Rumah

1179

 

Sumberasih (wartabromo.com) – Polresta Probolinggo menyelidiki kasus meninggalnya Eko Hartono (53), mandor proyek tol Pasuruan-Probolinggo yang tewas tertimpa bangunan saat bekerja. Belakangan diketahui pekerjaan pembongkaran bangunan pada Sabtu (22/7/2017) itu, ternyata belum mendapat perintah dari pelaksana proyek.

Kapolres Probolinggo Kota, AKBP Alfian Nurrizal, mengatakan, pihaknya masih penyelidika untuk dapat lebih mendalami kasus kematian mandor proyek tol itu.

Pasalnya, aktivitas pembongkaran bangunan di Desa Muneng Kidul, Kecamatan Sumberasih itu, hanya dilakukan dua orang saja. Yakni korban dan anak buahnya, Agung Santoso.

“Kami masih menyelidiki kasus ini. Sehingga, kami masih belum bisa mengutarakan secara detail, apakah ada motif lain atau tidak dalam kasus ini,” ujar perwira polisi dengan dua melati di pundaknya, Minggu (23/7/2017).

Baca Juga :   Balada Kiai Barsiso dan 'Banyu Londo'

Sementara itu, Kepala Pelaksana proyek Season II, Didik Saputra, mengatakan aktivitas pembongkaran bangunan yang berujung tewasnya sebenarnya tak perlu terjadi.

Sebab, bangunan rumah warga yang dibongkar Sabtu pagi itu, sejatinya belum saatnya dirobohkan.

Menurut Didik, pihaknya belum memberikan intruksi terkait dengan pelaksanaan pembongaran dalam bentuk apapun. Sehingga, area tersebut sejatinya tidak ada yang boleh menyentuh maupun merobohkan.

“Sudah ada arahan pada pelaksana di lapangan, agar tidak melakukan aktivitas pembongkaran apapun sebelum ada intruksi. Namun, hal itu sepertinya tidak diindahkan,” tuturnya.

Pihak tol kemudian berkoordinasi dengan Disnaker dan kepolisian. Termasuk membantu jenazah, hingga pengurusan, santunan sampai ke penguburan.

Langkah yang diambil kemudian adalah pihaknya akan melakukan koordinasi dan evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

Baca Juga :   Jalur Wisata Bromo Mulai Gondangwetan - Tosari Segera Dilebarkan

Sebagaimana diwartakan, Eko Hartono, yang menjadi mandor proyek tol Pasuruan-Probolinggo, tewas usai tertimpa bangunan yang akan dirobohkan. Ironisnya, yang menjalankan alat berat untuk merobohkan bangunan itu anak buahnya sendiri, Agung Santoso.

Kepada polisi, Agung mengaku, Sabtu pagi ia diminta bosnya itu untuk merobohkan bangunan yang masih berdiri di lahan yang akan ditempati proyek tol. Ia mengaku, korban memberi aba-aba sendiri kepada dirinya saat proses pembongkaran berlangsunh. (lai/saw)