Peserta Nilai Sarasehan Tani Nasional Miliki Prestise

978

Prigen (wartabromo.com) – Sarasehan Tani Nasional yang digagas Komunitas Averroes dinilai merupakan ajang bergengsi bagi para peserta terutama petani. Pasalnya, kegiatan dengan melibatkan seluruh stakeholder pertanian ini, memiliki prestise untuk lebih mengangkat kamampuan para peserta.

Hal ini di ungkapkan oleh Syahrizal Prayogi (21), seorang peserta sarasehan yang sehari-hari juga bergelut sebagai seorang petani asal Kutai Kartanegara, samarinda Kalimantan Timur.

Ia mengungkapkan, bahwa kegiatan yang baru kali pertama diikuti ini, telah membawa semangat baru untuk terus bercocok tanam.

Pasalnya, selain telah menambah wawasan dan khasanah terkait pertanian, kegiatan ini juga telah menambah persahabatan.

Dilanjutkan oleh petani muda ini kemudian adalah tentang bagaimana selama kurun dua hari saja persoalan-persoalan dalam pertanian secara menyeluruh telah ia dapatkan.

Baca Juga :   Perluas 18 Mil, Tim Penyelamat Jelajahi Lautan Utara dan Timur Cari Pelajar Pasuruan Terjatuh di Gilimanuk

“Pematerinya juga sangat mumpuni, dengan latar belakang pendidikan maupun pengalaman,” kata Syahrizal Prayogi setelah mengikuti sesi kedua kelas inovasi tani, Sabtu (29/7/2017).

Hal lain yang tidak disangka-sangka, ternyata ia banyak menjumpai, masih ada pemuda yang punya keinginan sama dengan dirinya untuk mendalami kemampuan bertani dan mengembangkannya.

Ia menceritakan, di kampung halamannya, saat ini rata-rata pilihan pekerjaan pasca lulus sekolah adalah di tambang maupun kegiatan lain di luar pertanian. Padahal tidak kurang, lahan pertanian baik berupa sawah hingga lahan perkebunan yang bisa dikelola dan dikembangkan untuk mendapatkan penghasilan.

“Pemuda rata-rata disana setelah lulus, menjadi penambang mas dan yang menjadi petani di sana rata-rata sudah tua-tua,” terangnya.

Baca Juga :   Kasus Pawai Kemerdekaan di Kota Probolinggo Dinyatakan Klir

Berjibaku dengan lumpur, tetap menjadi pilihannya, sehingga usai dari sarasehan ia akan mengajak kawan-kawan mudanya untuk memahami dan mendalami ilmu pertanian dan langsung mengaplikasikannya dalam kegiatan bercocok tanam hingga rangkaian bisnis pada hilirnya.

“Itulah kenapa saya memilih kelas inovasi dengan tema UMKM Berbasis Potensi Desa dan yang kelas sesi keduanya saya ambil di kelompok dengan tema  Kampung Inovatif, Menjadi Tuan Rumah Bagi Para Wisatawan di Desa,” kata Syahrizal.

Dua tema yang ia pilih adalah bagaimana selanjutnya bertani juga membuka ruang inovasi pada hilir hingga bisnis penunjang lainnya.

Dari sarasehan ini, Syahrizal pun telah mendapatkan ide untuk segera  diterapkan di desanya, dengan membangun sistem wirausaha pertanian.

Baca Juga :   Sebelum Bobol Konter HP, Maling Ini Konsumsi "Milo"

Bahkan ia juga telah menetapkan proyeksi sederhana untuk memperdayakan masyarakat dengan membuat penernakan kambing.

“Berternak kambing di kampung saya masih jarang. Kebetulan saya.sedikit punya pengalaman menjadi suplayer ayam potong dan pengolahan susu sapi yang saya kirim ke warung-warung,” pungkasnya. (ozi/**)