Warga Sekitar Puslatpur TNI AL Bakal Nikmati Subsidi Listrik

1218

Jakarta (wartabromo.com) – Warga di lima desa wilayah Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan seputaran Puslatpur TNI AL, bakal menikmati subsidi listrik PLN. Subsidi dibutuhkan untuk keringanan  pembiayaan warung listrik yang selama ini digunakan warga.

Hal tersebut diketahui setelah permohonan subsidi listrik untuk warung listrik (warlis) di lima desa yang diajukan pada medio Juni 2017 lalu, mendapat respon positif dari Ditjen Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM.

Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf menjelaskan, bahwa lima desa tersebut adalah Desa Semedusari, Balunganyar, Alas Tlogo, Wates dan  Desa Pasinan (Dusun Semongrong).

Dalam catatan, lima desa ini merupakan 1,45% bagian  Kabupaten Pasuruan, daerah yang tersisa belum mendapatkan layanan listrik secara optimal. Sedangkan sebagian besar atau 98,55% jumlah daerah Pasuruan telah teraliri listrik secara leluasa.

Untuk sekadar diketahui, lima desa dimaksud merupakan bagian wilayah dalam sengketa perebutan lahan dengan TNI AL. Akibatnya, untuk kebutuhan penerangan, warga memutuskan untuk menggunakan warlis.

Baca Juga :   Warga Kejayan Tolak Pembangunan Menara Sutet Milik PLN

Diungkapkan oleh Irsyad, bahwa selama ini untuk mencukupi kebutuhan tenaga listrik, sejak tahun 1999 warga berswadaya membeli tenaga listrik ke PLN dalam bentuk Warlis.

Selanjutnya, selama itu pula, warga tetap dapat menikmati listrik dan tidak pernah mempersoalkan beban pembayaran rekening listrik.

Namun, semenjak subsidi listrik 900 VA dicabut pada tahun 2017 ini, maka terjadi kenaikan biaya yang sangat signifikan. Bahkan penerapan tarif dasar listrik (TDL) disetarakan dengan golongan industri. Karuan saja, kondisi tersebut dinilai memberatkan warga di lima desa tersebut.

Sedikit gambaran, sejak kebijakan TDL 2017 naik, warga diperkirakan dikenai tarif sekitar Rp1.352 tiap kilowatt/jam.

Padahal dari penilaian Irsyad, warga tidak memiliki cukup kemampuan untuk memenuhi beban tarif listrik golongan industri. Pasalnya, secara umum kemampuan ekonomi mereka sepatutnya pada golongan rumah tangga yang berhak mendapatkan subsidi listrik.

Baca Juga :   Listrik Sering Padam, Warga Krucil dan Tiris Mengeluh

Dari situlah, Irsyad selanjutnya mengajukan permohonan subsidi listrik untuk warung listrik lima desa ke Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tertanggal 17 Juni 2017 lalu.

“Satu unit Gardu Induk di lima desa mempunyai daya 50.000 sampai 70.000 VA untuk kategori industri. sehingga tidak mendapatkan subsidi. Sementara penggunaan oleh masing-masing warga kurang dari 450 VA  atau kategori rumah tangga yang seharusnya mendapatkan subsidi,” terang Irsyad Yusuf.

Sebelumnya, dari surat permohonan subsidi, pihak Kementerian ESDM akhirnya merespon dengan melakukan pertemuan di Ruang Rapat A. Arismunandar, Gedung Utama Lantai IV, Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Selatan, Rabu (09/08/2017).

Dalam pertemuan tersebut, pihak Kementerian ESDM diwakili oleh Yusman selaku Kasubid Harga Dirjen Ketenagalistrikan, kemudian PLN pusat diwakili oleh Beny, Rendy dari Kemendagri.

Baca Juga :   PLN UID Jatim Kerahkan Kembali Petugas Baca Meter di Akhir Mei 2020, Apa yang Perlu Kita Cermati?

Hasilnya, pihak Kementerian ESDM dan Kemendagri maupun dari PLN Pusat, menurut Irsyad akan segera menindaklanjuti dengan melakukan tinjauan lokasi.

“Semoga saja niat baik kami dapat direspon secepatnya, karena ini merupakan bagian dari ikhtiar kami dalam mengurangi disparitas antara wilayah barat dan timur,” jelasnya.

Seperti diketahui, jumlah pelanggan di lima Desa di Kecamatan Lekok yang menerima listrik dari warlis mencapai 1.053 KK.

Total pemanfaat sebanyak 3.672, dengan rincian 1.222 pemanfaat dan 225 pelanggan di Desa Semedusari; 579 penerima dan 190 pelanggan di Balunganyar; 843 pemanfaat dan 235 pelanggan di Alas Tlogo; 1.632 pemanfaat dan 360 pelanggan di Wates; serta 156 pemanfaat dan 43 pelanggan di Dusun Semongkrong, Desa Pasinan. (mil/ono)