Tiga SMPN di Pasuruan Dinominasikan Raih Adiwiyata 2018

2529

Pasuruan (wartabromo.com) – Pemerintah Kabupaten Pasuruan menominasikan tiga sekolah untuk dapat meraih Adiwiyata di tahun 2018. Target program mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan itu bakal terpenuhi, menyusul ketiga sekolah nomine masing-masing telah membina 10 sekolah imbas.

Tiga sekolah yang dinominasikan meraih Adiwiyata Mandiri tersebut yakni SMPN 2 Bangil, SMPN 1 Grati dan SMPN 1 Pohjentrek.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan, Muhaimin mengatakan, setiap tahun pihaknya berupaya, agar ada sekolah yang mampu meraih predikat baru, meraih Adiwiyata Mandiri. Bahkan, sekolah-sekolah tersebut dituntut bisa meraih predikat dari sekolah adiwiyata tingkat kabupaten, propinsi dan nasional.

Dengan tuntutan tersebut, sekolah dapat melakukan lompatan passing grade hingga penguatan empat komponen penting, yakni kebijakan, kurikulum, partisipasi, hingga sarana prasarana.

Baca Juga :   Gudang Besi, Gazebo dan Bengkel di Pandaan Terbakar

Diyakinkan kemudian, ketiga sekolah tersebut akan naik level menjadi sekolah adiwiyata mandiri pada tahun 2018 mendatang. Pasalnya, disebutkan masing-masing sekolah termasuk nomine, telah melakukan pembinaan 10 sekolah imbas.

“Sekolah adalah rumah kedua bagi anak didik kita, yang selanjutnya merekalah yang akan merubah perilaku keluarga maupun warga di sekitar tempat tinggalnya untuk mencintai dan peduli dengan lingkungan,” kata Muhaimin pada satu kesempatan.

Sementara itu, Maskun Rokhman, Kepala SMPN 2 Bangil mengungkapkan, pihaknya telah memiliki 10 sekolah imbas, yakni 4 sekolah di wilayah Kecamatan Kraton, 3 sekolah di Rembang dan 3 sekolah di Bangil.

“Ada yang SD dan juga SMP, dimana kami terus melakukan sosialisasi adiwiyata agar sekolah-sekolah tersebut memiliki kemauan untuk menjadi sekolah yang peduli terhadap lingkungan,” ungkapnya.

Baca Juga :   Boleh Berapa Pun Asal Stabil

Selain sekolah imbas, SMPN 2 Bangil juga mengembangkan banyak program, di antaranya pengembangan kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan, pengembangan kurikulum berbasis lingkungan, pengembangan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif.

Ditambahkan Maskun, pihaknya juga melakukan pengelolaan sarana pendukung sekolah ramah lingkungan, dengan membangun lingkungan asri, rindang, tertib dan bersih.

“Kita punya kegiatan, Gasing atau gerakan bersih lingkungan. Sebelum bel masuk sekolah berbunyi, semua siswa membersihkan sampah di masing-masing kelas atau di depan kelas,” jelasnya. (mil/ono)