Sudah 3 Korban Meninggal, Dinkes Belum Nyatakan KLB Difteri

1022

Probolinggo (wartabromo.com) – Menjelang berakhirnya tahun 2017 ini, Difteri di Kabupaten Probolinggo, telah menelan 3 korban jiwa dari 13 kasus. Nyatanya, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) masih belum menetapkan kasus mematikan ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Ke 13 kasus difteri itu, tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Untuk korban meninggal dunia, 2 orang berasal dari Desa/Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, yang meninggal pada April lalu. Sementara satu korban lainnya berasal Desa Tulupari, Kecamatan Tiris, meninggal pada Minggu (24/12/2017) lalu.

Meski tercatat ada 3 korban yang tewas akibat keganasan Difteri, Dinkes belum menetapkan sebagai KLB. “Belum, kasus difteri di Kabupaten Probolinggo belum KLB,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo, dr.Shodiq Tjahjono, kepada sejumlah wartawan saat ditemui di gedung DPRD usai rapat Paripurna, beberapa waktu lalu.

Baca Juga :   Asik Pesta Miras, Lima Remaja Belasan Tahun ini Digerebek Warga Jatirejo

Sementara dr. Lilik Ekowati, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Probolinggo, mengaku bahwa pihaknya sudah melakukan sosialisasi dan penyuluhan di setiap Kecamatan. Kegiatan itu adalah upaya preventif untuk mencegah warga terserang difteri.

”Korban meninggal ataupun yang suspect, itu bukan katerlambatan dari medis untuk menangani. Melainkan keterlambatan pihak bersangkutan yang telat untuk memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat,” dalih Lilik.

Dokter umum ini, lantas menjelaskan, difteri merupakan infeksi bakteri yang umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium ini, sangat menular. Mereka yang terinfeksi berpotensi kehilangan nyawanya.

“Masyarakat harus meningkatkan kesadarannya untuk segera memeriksakan dirinya jika mendapati gejala-gejala seperti demam tinggi, sakit tenggorokan, atau mengalami peradangan. Namun pencegahan yang utama adalah dengan imunisasi, untuk mencegah penyakit berbahaya tersebut,” tandasnya. (cho/saw)